Minggu, 30 Maret 2014

Dasar-dasar Fisiologi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Fisiologi merangkumi kajian berkenaan fungsi biologi diperingkat molekul, sel dan juga pada berbagai sistem organ dan organisme secara keseluruhan. Fisiologi merupakan salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah fisiologi dibentuk dari kata Yunani berupa physis berarti alam dan logos berarti cerita. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Kajian mengenai fisiologi dimulai pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden. Dengan mengetahui mengenai ilmu fisiologi secara tidak langsung kita telah mengetahui apa itu dasar-dasar ilmu fisiologi.
Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat universal atau tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
1.2 Rumusan Masalah
       Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian anabolisme, katabolisme dan metabolisme?
2.     Apakah perbedaan aspek fisiologi tumbuhan dengan fisiologi hewan?
3.     Bagaimanakah contoh dari anabolisme dan katabolisme?
4.     Apakah yang dimaksud dari organisme autotrof dan heterotrof serta berikan contohnya!
5.     Bagaimanakah persamaan reaksi kimia fotosintesis dan resfirasi?
6.      Bagaimanakah sistem koordinasi pada organisme?
7.      Bagaimanakah fungsi dari sistem saraf dan indra pada hewan?
8.      Bagaimanakah macam dan fungsi dari hormon dan vitamin?
1.3 Tujuan Penulisaan
       Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mempelajari metabolisme, anabolisme dan katabolisme.
2.      Untuk mempelajari perbedaan antara fisiologi tumbuhan dan hewan.
3.      Untuk mempelajari contoh dari anabolisme dan katabolisme.
4.      Untuk mempelajari organisme autotrof dan heterotrof.
5.      Untuk mempelajari persamaan reaksi kimia pada proses fotosintesis dan respirasi.
6.      Untuk mempelajari sistem koordinasi pada organisme.
7.      Untuk mempelajari fungsi dari sistem saraf dan indra pada hewan.
8.      Untuk mempelajari macam dan fungsi dari hormon dan vitamin.

1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahannya melalui berbagai referensi dari buku-buku dan internet.















BAB II
DASAR-DASAR FISIOLOGI

2.1 Dasar - Dasar Fisiologi
Fisiologi merupakan salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah fisiologi dibentuk dari kata Yunani berupa physis berarti alam dan logos berarti cerita. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
     Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat universal atau tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.

2.2 Pengertian  Metabolisme, Anabolisme dan Katabolisme Beserta Contohnya
       Metabolisme berasal dari kata Yunani berupa  metabole yang berarti berubah. Metabolisme mengandung arti suatu sifat baru dari kehidupan, yang muncul dari interaksi spesifik antara molekul-molekul di dalam lingkungan sel yang teratur dengan baik atau serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel beserta perubahannya. Apabila metabolisme tidak berlangsung maka aktivitas di dalam sel tersebut terhenti. Metabolisme juga berperan mengubah zat yang beracun menjadi senyawa yang tak beracun dan dapat dikeluarkan dari tubuh. Proses ini disebut detoksifikasi (Reece-Mitchell, 2002:90).
       Metabolisme terdiri atas dua proses antara lain sebagai berikut :
A.    Anabolisme
       Anabolisme merupakan reaksi yang bersifat menyusun suatu ikatan kimia yang sederhana menjadi senyawa kompleks (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:398)
Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
                                                                 



                                      Gambar 1. Proses Anabolisme
                                      (http://www.biologi-sel.com)
Contoh dari anabolisme adalah sebagai berikut:
1.      Fotosintesis
     Fotosintesis merupakan proses penyusunan bahan organik (karbohidrat) pada tumbuhan berklorofil dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi cahaya. Organela yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas (Reece-Mitchell, 2002:181).
Tahap pertama fotosintesis adalah penyerapan cahaya oleh klorofil, suatu porfin dengan ion magnesium terkoordinasi. Selanjutnya eksitas elektron bergerak dari satu molekul klorofil ke molekul klorofil lainya dalam suatu kompleks penuaian cahaya samapi eksitasi ditangkap oleh pasangan klorofil dengan sifat khusus. Foton yang diabsorpsi oleh kebanyakan klorofil disalurkan kedalam pusat reaksi. Sebagian besar molekul klorofil dalam unit fotosintetik menyerap cahaya, tetapi hanya sebagian kecil yanh berperan pada perubahan cahaya menjadi reaksi kimia. Kadar energi pada klorofil di pusat reaksi lebih rendah dari pada klorofil lainya (Stryer, 1996:653).
     Fotosintesi pada tanaman hijau melibatkan dua jenis raksi cahaya, yaitu : Fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I menghasilkan daya reduksi dalam bentuk NADH. Fotosistem II memindahkan elektron dari air ke suatu quinon dan bersamaan dengan itu melepaskan O2 (Stryer,1996:662).
Proses fotosisntesis yang terjadi di kloroplas berlangsung melalui dua tahap reaksi, yaitu :
a.     Reaksi Terang
       Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoit dan termasuk molekul-molekul dari dua fotosistem dan rantai transpor elektron, pada reaksi ini terjadi penangkapan energi cahaya. Kemudian reaksi terang ini mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang berupa ATP dan NADPH. Reaksi terang menguraikan H2O dan melepaskan O2 (Reece-Mitchell, 2002:198).
 Proses yang terjadi pada reaksi terang yaitu ;
1.      Hidrolisis air menghasilkan oksigen dan elektron. Reaksinya sebagai berikut.
H2O           2H+ + 2e- + 1/2O2
2.    Klorofil menyerap energy cahaya sehingga menghasilkan elektron.
3.    Fotofosforilasi siklik dan nonsiklik.
b.    Reaksi gelap
  Reaksi gelap terjadi di stroma kloroplas dan reaksi ini tidak memerlukan cahaya. Energi-energi yang berupa NADPH dan ATP akan mengubah karbondioksida (CO2) menjadi gula atau sukrosa melalui mekanisme Siklus Calvin atau fiksasi karbon. Dengan menggunakan NADPH dan ATP pada Siklus Calvin, CO2­ akan memproduksi triose phosphate (triose-P). Triose-P tersebut sebagian besar akan dikeluarkan dari kloroplas menuju sitosol untuk memproduksi sukrosa (Stryer, 1996:670).
Table.1. perbedaan reaksi terang dan gelap
Reaksi
Tempat
Melibatkan
Proses
Hasil
Terang
Grana
a.   Cahaya Klorofil
b.   ADP
c.   H2O
d.  NADP
e.   Eksitasi elektron
f.    Transfer elektron
g.   Fotolisis
h.   ATP
i.     NADPH
j.     O2
Gelap
Stroma
·     CO2
·     RuBP/RDP
·     NADPH
·     ATP
·     Fiksasi
·     Siklus calvin
·     APG
·     ALPG
·     C6H1206

2.       Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada organisme kemoautotrof, yaitu organisme yang mampu mensintesis senyawa organik dari senyawa anorganik dengan bantuan energi dari reaksi kimia (Sunita Almatsier, 2001:70).
3.      Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan reaksi pembentukkan glukosa dari senyawa selain glikogen  seperti asam amino dan lemak (Sunita Almatsier, 2001:70).
4.      Sintesis lemak
 Lemak dapat disentesis dari asam lemak dan gliserol. Selain itu, lemak juga dapat disentesis dari protein dan karbohidrat karena dalam metabolisme ketiga zat tersebut bertemu di dalam daur Krebs. Pada tahap akhir hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O (Sunita Almatsier, 2001:70).
B.   Katabolisme
       Katabolisme adalah reaksi yang bersifat memecahkan ikatan kimia yang kompleks menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:398).
            Contoh katabolisme adalah sebagai berikut:
1.    Respirasi
. Respirasi merupakan suatu proses penghasilan energi yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air serta energi.  Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:60).
Respirasi ada 2 macam, yaitu:
a.    Respirasi Aerob
        Respirasi aerob adalah proses pembebasan energi yang memerlukan oksigen (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:60).
Respirasi aerob memiliki empat tahap, yaitu :
1)      Glikolisis
     Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Jalur pertama yang digunakan glukosa untuk menghasilkan energi dinamakan glikolisis, terjadi dalam sitoplasma sel secara anaerob (tidak membutuhkan oksigen).          Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Hasil glikolisis adalah pemecahan glokosa yang mempunyai enam atom karbon menjadi dua ikatan yang mengandung tiga atom karbon yaitu piruvat atau asam piruvat (Sunita Almatsier, 2001:110).
2)      Grooming phase
Groming phase merupakan (persambungan) antara glikolisis dan siklus Krebs. Piruvat akan diubah menjadi asetil KoA. Asetil KoA adalah ikatan yang terdiri atas dua ikatan C (asetat) yang terkait pada satu molekul KoA. Jadi, perubahan piruvat menjadi asetil KoA terjadi secara aerob (Sunita Almatsier, 2001:111).
3)      Siklus Krebs
       Siklus Krebs dinamakan juga siklus TCA karena melibatkan asam sitrat dengn tiga gugus karboksil (COOH). Siklus krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Pada siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan molekul pembawa hidrogen, yaitu : NADH, FADH2 dan GTP (Sunita Almatsier, 2001:115).



                                               
                                                Gambar 2. Siklus Krebs
                                                (http://www.biologi-sel.com)
4)      Transport Elektron
       Transpor elektron adalah suatu seri reaksi yang menggunakan oksigen untuk mengubah molekul-molekul NADH dan FADH2 menjadi NAD dan FAD, air dan ATP yang berada di membrane mitokondria (Sunita Almatsier, 2001:116).
b.      Respirasi Anaerob
       Respirasi anaerob adalah proses pembebasan energi yang tidak menggunakan oksigen. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:64).
       Fermentasi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Fermentasi Alkohol
          Fermentasi alkohol terjadi pada proses pembuatan tapai dan anggur. Fermentasi alkohol di lakukan di lakukan oleh jamur ragi (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:64).
2. Fermentasi Asam Laktat
          Fermentasi asam laktat terjadi pada otot manusia saat melakukan kerja keras dan persediaan oksigen kurang mencukupi (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:64).
2.    Katabolisme Lemak (Lipolisis)
 Katabolisme lemak terjadi di matriks mitokondria. Membran mitokondria tidak permeable terhadap asam lemak (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:64).
3.    Katabolisme Protein
Katabolisme protein terjadi melalui mekanisme deaminasi, yaitu pemutusan gugus amino untuk diuraikan menjadi amoniak dan asam keto  (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:60).

2.3 Perbedaan Aspek Fisiologi Tumbuhan dengan Hewan
     Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat universal atau tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
     Tabel.2. Perbedaan Aspek Fisiologi Tumbuhan dengan Hewan
No
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi hewan
1
Tak bergerak aktif
Bergerak aktif
2
Produksi makanan sendiri
Harus mencari makan
3
Ukuran tubuh tidak dibatasi dan perkembangannya selama masa hidup
Ukuran tubuh terbatas, proses perkembangan melalui kordinasi
4
Tidak memerlukan syaraf
Memerlukan syaraf
5
Mampu membuat senyawa karbon yang di perlukan dari Co2 dan membuat bahan organisme dengan mengkonservasi nitrogen dalam tubuh namun boros akan karbon
Memerlukan nutrisi organik namun tak dapat membuatnya sehingga mengkonservasi karbon dan mendaurnya seefisien mungkin di tubuhnya namun boros akan nitrogen

2.4 Organisme Autotrof dan Heterotof
A. Organisme autotrof
Organisme autotrof merupakan organisme yang hanya memerlukan senyawa anorganik CO2  sebagai sumber karbon atau organisme yang mampu membuat makanannya sendiri (Reece-mitchell, 2002:111).
Jenis organisme autotrof, yaitu:
1.        Fotoautotrof, yaitu organisme yang memanfaatkan energi  cahaya untuk menjalankan sintesis senyawa organik dari karbon dioksida (Reece-mitchell, 2002:111).
Contoh:  tumbuhan hijau.
2.        Kemoautotrof, yaitu organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik dan hanya membutuhkan CO2 sebagai sumber karbon (Reece-mitchell, 2002:111).
Contoh:  bakteri besi, bakteri beleran, bakteri nitrogen.
B. Organisme Heterotrof  
       Heterotrof merupakan organisme yang memerlukan paling tidak satu nutrien organik-misalnya, glukosa yang berperan sebagai sumber karbon untuk pembuatan senyawa organik lain atau dengan kata lain organisme heterotrog adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri (Reece-mitchell, 2002:112).
Jenis organisme heterotrof, yaitu:
1.      Herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan. Contoh herbivora adalah kambing, sapi, dan rusa.
  1. Karnivora, yaitu hewan pemakan daging. Contoh karnivora adalah kucing, harimau, serigala, dan beruang.
  2. Omnivora, yaitu hewan pemakan segala, baik tumbuhan maupun daging. Contoh omnivora adalah tikus dan musang.
2.5 Persamaan Reaksi Kimia Pada Proses Fotosintesis dan Respirasi
Fotosintesis merupakan suatu peristiwa penggabungan zat anorganik seperti unsur C, H dan O menjadi zat organik berupa senyawa glukosa (karbohidrat), dengan menggunakan energi matahari. Secara sederhana reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
Cahaya
6 CO2 + 6 H2O ------------- C6H12O6 + 6 O2
Klorofil
(Kusumawati Rohana, dkk, 2012: 62).
            Respirasi merupakan suatu proses penghasilan energi yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air serta energi. Secara sederhana, reaksi respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6  +  6O2                                               6H2O +  6CO2 + energi
                        (Kusumawati Rohana, dkk, 2012: 60).
Jadi proses fotosintesis dan respirasi merupakan dua hal yang saling berlawanan.
2.6  Sistem Koordinasi Pada Organisme
Fungsi sistem koordinasi adalah mengatur dan mengendalikan kerja sistem organ tubuh yang lain sehingga bekerja sesuai fungsinya (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia,Buku pintar,2010;398)
Secara skematik sistem koordinasi pada organisme digambarkan sebagai berikut:
Sistem koordinasi dan alat indra
                                                                                                  


Sistem Koordinasi
Alat Indra
                                                                              
Sistem saraf
Mata
Telinga
Hidung
Kulit
Lidah
Sistem hormon
 


A.      Sistem Saraf Pada Manusia dan Hewan
       Sistem saraf adalah sistem koordinasi pada makhluk hidup yang terdiri dari sel neuron yang berfungsi untuk menerima rangsang dan kemudian menanggapi rangsangan tersebut (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
       Sistem saraf tersusun atas dua jenis sel utama yaitu neuron dan sel-sel  pendukung. Neuron adalah sel yang menghantarkan pesan di sepanjang jalur komunikasi system saraf ( Reece-Mitchell, 2004:201).
       Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1.    Sel saraf sensorik
     Fungsi sel saraf sensorik untuk menghantar impuls dari reseptor ke susunan saraf, yaitu otak dan sumsum belakang (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
2.    Sel saraf motorik
     Fungsi sel saraf motorik untuk menghantarkan impuls tanggapan dari saraf pusat ke efektor yaitu otot dan kelenjar (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
3.    Sel saraf intermediet
     Fungsi sel saraf intermediet untuk menghubungkan antara sel saraf motorikdan sel saraf sensorik (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
     Sistem saraf pada manusia dan hewan dapat di jabarkan seperti diagram berikut:
















B.       Sistem Indra
       Indra merupakan reseptor yang bertugas untuk mengenali lingkungan dan memberi respon terhadap segala perubahan rangsangan yang terjadi pada lingkungan. Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indra (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:387).
Tabel.3. Fungsi Alat Indra
Alat indra
Fungsi
Mata
Sebagai penerima rangsangan cahaya
Telinga
Sebagai penerima rangsangan getaran bunyi dan tempat beradanya indra keseimbangan
Hidung
Sebagai penerima rangsangan berupa gas atau bau
Lidah
Sebagai penerima rangsang zat yang terlarut yaitu rasa manis, asam, asin dan pahit
Kulit
Sebagai penerima rangsang sentuhan dan suhu (panas dan dingin).

2.7  Hormon dan Vitamin
A.  Hormon
       Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang di hasilkan oleh kelenjar endoktrin. Hormon berfungsi untuk mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:386).
       Tabel.4. Macam-Macam Hormon dan Fungsinya (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010: 386)
Hormon
Yang Menghasilkan
Fungsi
Somatotrof Hormone (STH)
Kelenjar hipofise
Untuk pertumbuhan
Hormon vasopresin
Kelenjar hipofise
Untuk memengaruhi tekanan darah
Lactogenik Harmone (LTH)
Kelenjar hipofise
Untuk merangsang kelenjar susu
Tyroid Stimulating Harmone (TSH)
Kelenjar hipofise
Untuk merangsang sekresi kelenjar tiroid
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Kelenjar hipofise
Untuk mengendalikan kelenjar adrenal agar menghasilkan glokokortikoid yang berperan dalam metabolisme karbohidrat
Folicel Stimuting Hormone (FSH)
Kelenjar hipofise
Merangsang folikel dalam ovarium
Interstital Cell Stimulating Hormone (ICHS)
Kelenjar hipofise
Menghasilkan testosteron dan merangsang ovulasi atau pemasakan sel telur.
Hormon oksitosin
Kalenjar hipofisa
Untuk membantu proses kelahiran
Glukokortikoid
Kelenjar adrenal
Untuk metabolisme karbohidrat
Androgen
Kelenjar adrenal
Untuk menentukan sifat kelamin sekunder pria
Adrenalin
Kelenjar adrenal
Untuk meningkatkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, meningkatkan kadar glukosa darah dan laju metabolisme
Tiroksin
Kelenjar tiroid
Untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh sehingga dapat meningkatkan juga metabolism tubuh
Hormon parathormon
Kelenjar paratiroid
Menaikan kalsium di dalam darah dengan melepaskan kalsium dari tulang serta eksresi kalsium dalam ginjal
Insulin
Kelenjar langerhans
Untuk mengatur kadar gula darah
Renin dan angiotensin
Ginjal
Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid
Kelenjar tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolisme
TSH
(tyroid-stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
B.  Vitamin
Vitamin adalah  molekul organik yang diperlukan dalam makanan dalam jumlah sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewn dalam jumlah yang sangat besar (Reace-Mitchell, 2004:23).
Tabel.5. Fungsi Vitamin (Reace-Mitchell, 2004:24)
Vitamin
Sumber
Fungsi
A (Retinol)
Hati, minyak  ikan, daging, susu, wortel, serta sayuran, buah berwarna orange
Komponen pigmen visual(penglihatan), pemeliharaan jaringan epitelium, antioksidan, dan mencegah kerusakan lipid membran sel
B1 (Tiamin)
Dagingbabi, polong-polongan, kacang tanah, biji-bijian
Berguna dalam pengeluaran CO2 dari senyawa organik serta mencegah penyakit beri-beri
B2 (Riboflavin)
Produk susu, daging, biji-bijian, sayur-sayuran
Pernapasan dalam sel (respirasi selular), menjaga keutuhan jaringan saraf, dan mempercepat pemindahan rangsang sinar ke saraf mata
B3 (Niasin)
Hati, telur, jamur, kacang tanah
Membantu pembebasan energi dari makanan dan sintesis asam lemak dan digunakan dalam metabolism asam amino
B5(asam pantotenat)
Daging, susu, sayur hijau, ginjal, hati, kacang hijau
Membantu metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dalam tubuh
B6(pridoksin)
Telur, daging, kentang, kubis
Membantu mencerna protein dan respirasi selular
B7(Biotin)
Polong-polongan, sayur-sayuran, daging
Metabolisme energi, pertumbuhan rambut dan kuku, menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula dalam darah
B9(Asam Folat)
Selada, bayam, asparagus, semangka, belewah, kacang-kacangan
Pembentukan sel darah merah, perbaikan DNA, Perkembangan bayi, pembentukan jaringan tubuh, mengoptimalkan fungsi otak, pertumbuhan rambut, metabolism asam nukleat dan asam amino
B12(kobalamin)
Daging, telur, produk susu, hati, ragi
Pembentukan sel darah merah, sintesis asam nukleat dan pembelahan sel
C (asam askorbat)


Buah-buahan misalnya jeruk, tomat, papaya, sayuran hijau lainnya
Digunakan dalam sintesis kolagen, antioksidan, membantu detoksifikasi, dan memperbaiki penyerapan besi
D (Kalsiferol)
Susu, minyak ikan, kuning telur
Meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor untuk kesehatan tulang dan gigi serta meningkatkan pertumbuhan tulang sejati
E (Tokoferol)
Biji-bijian, sayuran,  minyak nabati, telur, mentega, susu
Berperan penting dalam sistem reproduksi, mencegah penyakit kanker paru-paru, membantu mencegah kerusakan lipid membran sel
K (filokuinon)
Bayam, tomat, wortel, the
Berperan dalam pembekuan darah dan dapat mencegah keguguran




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a)      Fisiologi merupakan salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi.
b)     Metabolisme mengandung arti serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel beserta perubahannya. Metabolisme terbagi dua, yaitu :
1)      Anabolisme
2)      Katabolisme
c)      Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat universal atau tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
d)     Organisme autotrof adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik yang tersedia di alam. Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri.
e)       Fungsi sistem koordinasi adalah mengatur dan mengendalikan kerja sistem organ tubuh yang lain sehingga bekerja sesuai fungsinya.
f)       Hormon berfungsi untuk memastikan semua organ berfungsi dan berkembang dengan baik. Sedangkan vitamin berfungsi untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup.
g)      Sistem saraf berfungsi mengordinasikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan di respon oleh tubuh. Sedangkan sistem indra berfungsi untuk proses informasi indera.
3.2 Saran
            Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat dan ilmu kepada para pembaca. Dan di sarankan kepada para pembaca untuk mencari referensi yang lebih banyak, baik dari sosial media atau pun dari media yang lain seperti buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar