BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi
merangkumi kajian berkenaan fungsi biologi diperingkat molekul, sel dan juga
pada berbagai sistem organ dan organisme secara keseluruhan. Fisiologi merupakan salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan
berfungsi secara fisik dan kimiawi.
Istilah fisiologi dibentuk dari kata Yunani berupa physis
berarti alam dan logos berarti
cerita. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Kajian mengenai fisiologi dimulai pada abad ke-17, ketika ahli anatomi
William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering
disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks
berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang
di Leiden. Dengan mengetahui mengenai ilmu fisiologi secara tidak langsung kita
telah mengetahui apa itu dasar-dasar ilmu fisiologi.
Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Akan
tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat universal atau tidak
bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian anabolisme,
katabolisme dan metabolisme?
2. Apakah perbedaan aspek fisiologi tumbuhan
dengan fisiologi hewan?
3. Bagaimanakah contoh dari anabolisme dan
katabolisme?
4. Apakah yang dimaksud dari organisme autotrof
dan heterotrof serta berikan contohnya!
5. Bagaimanakah persamaan reaksi kimia
fotosintesis dan resfirasi?
6. Bagaimanakah sistem koordinasi pada
organisme?
7. Bagaimanakah fungsi dari sistem saraf
dan indra pada hewan?
8. Bagaimanakah macam dan fungsi dari hormon
dan vitamin?
1.3 Tujuan Penulisaan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari metabolisme, anabolisme dan
katabolisme.
2. Untuk mempelajari perbedaan antara fisiologi
tumbuhan dan hewan.
3. Untuk mempelajari contoh dari anabolisme dan
katabolisme.
4. Untuk mempelajari organisme autotrof dan heterotrof.
5. Untuk mempelajari persamaan reaksi
kimia pada proses fotosintesis dan respirasi.
6. Untuk mempelajari sistem koordinasi pada
organisme.
7. Untuk mempelajari fungsi dari sistem saraf
dan indra pada hewan.
8. Untuk mempelajari macam dan fungsi dari hormon
dan vitamin.
1.4
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode penulisan yang digunakan
adalah metode kepustakaan, yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahannya
melalui berbagai referensi dari buku-buku dan internet.
BAB II
DASAR-DASAR FISIOLOGI
2.1 Dasar - Dasar Fisiologi
Fisiologi
merupakan salah satu dari
cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan
berfungsi secara fisik dan kimiawi.
Istilah fisiologi dibentuk dari kata Yunani berupa physis
berarti alam dan logos berarti
cerita. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari
biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan
dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat
universal atau tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
2.2 Pengertian Metabolisme, Anabolisme dan Katabolisme Beserta
Contohnya
Metabolisme berasal dari kata Yunani
berupa metabole yang berarti berubah. Metabolisme
mengandung arti suatu sifat baru dari kehidupan, yang muncul dari interaksi
spesifik antara molekul-molekul di dalam lingkungan sel yang teratur dengan
baik atau serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel beserta
perubahannya. Apabila metabolisme tidak berlangsung maka aktivitas di dalam sel
tersebut terhenti. Metabolisme juga berperan mengubah zat yang beracun
menjadi senyawa yang tak beracun dan dapat dikeluarkan dari tubuh. Proses ini
disebut detoksifikasi (Reece-Mitchell,
2002:90).
Metabolisme
terdiri atas dua proses antara lain sebagai berikut :
A.
Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi yang bersifat menyusun suatu ikatan kimia yang sederhana menjadi senyawa kompleks (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:398)
Anabolisme merupakan reaksi yang bersifat menyusun suatu ikatan kimia yang sederhana menjadi senyawa kompleks (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:398)
Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang
digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi
yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.
Gambar 1. Proses Anabolisme
(http://www.biologi-sel.com)
Contoh dari anabolisme adalah sebagai berikut:
1.
Fotosintesis
Fotosintesis
merupakan proses penyusunan bahan organik (karbohidrat) pada tumbuhan
berklorofil dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi
cahaya. Organela yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas (Reece-Mitchell,
2002:181).
Tahap pertama fotosintesis adalah penyerapan cahaya
oleh klorofil, suatu porfin dengan ion magnesium terkoordinasi. Selanjutnya
eksitas elektron bergerak dari satu molekul klorofil ke molekul klorofil lainya
dalam suatu kompleks penuaian cahaya samapi eksitasi ditangkap oleh pasangan
klorofil dengan sifat khusus. Foton yang diabsorpsi oleh kebanyakan klorofil
disalurkan kedalam pusat reaksi. Sebagian besar molekul klorofil dalam unit
fotosintetik menyerap cahaya, tetapi hanya sebagian kecil yanh berperan pada
perubahan cahaya menjadi reaksi kimia. Kadar energi pada klorofil di pusat
reaksi lebih rendah dari pada klorofil lainya (Stryer, 1996:653).
Fotosintesi pada tanaman hijau
melibatkan dua jenis raksi cahaya, yaitu : Fotosistem I dan fotosistem II.
Fotosistem I menghasilkan daya reduksi dalam bentuk NADH. Fotosistem II
memindahkan elektron dari air ke suatu quinon dan bersamaan dengan itu
melepaskan O2 (Stryer,1996:662).
Proses fotosisntesis yang terjadi di kloroplas
berlangsung melalui dua tahap reaksi, yaitu :
a.
Reaksi Terang
Reaksi terang
berlangsung di dalam membran tilakoit dan termasuk molekul-molekul dari dua
fotosistem dan rantai transpor elektron, pada reaksi ini terjadi penangkapan
energi cahaya. Kemudian reaksi terang ini mengubah energi cahaya menjadi energi
kimiawi yang berupa ATP dan NADPH. Reaksi terang menguraikan H2O dan
melepaskan O2 (Reece-Mitchell, 2002:198).
Proses yang
terjadi pada reaksi terang yaitu ;
1.
Hidrolisis air menghasilkan oksigen dan elektron.
Reaksinya sebagai berikut.
H2O 2H+ + 2e- + 1/2O2
2. Klorofil menyerap energy cahaya sehingga
menghasilkan elektron.
3. Fotofosforilasi siklik dan
nonsiklik.
b.
Reaksi gelap
Reaksi
gelap terjadi di stroma kloroplas dan reaksi ini tidak memerlukan cahaya. Energi-energi
yang berupa NADPH dan ATP akan mengubah karbondioksida (CO2) menjadi gula atau
sukrosa melalui mekanisme Siklus Calvin atau fiksasi karbon. Dengan menggunakan
NADPH dan ATP pada Siklus Calvin, CO2 akan memproduksi triose phosphate
(triose-P). Triose-P tersebut sebagian besar akan dikeluarkan dari kloroplas
menuju sitosol untuk memproduksi sukrosa (Stryer, 1996:670).
Table.1. perbedaan reaksi
terang dan gelap
Reaksi
|
Tempat
|
Melibatkan
|
Proses
|
Hasil
|
Terang
|
Grana
|
a.
Cahaya Klorofil
b.
ADP
c.
H2O
d. NADP
|
e.
Eksitasi elektron
f.
Transfer elektron
g.
Fotolisis
|
h.
ATP
i.
NADPH
j.
O2
|
Gelap
|
Stroma
|
·
CO2
·
RuBP/RDP
·
NADPH
·
ATP
|
·
Fiksasi
·
Siklus calvin
|
·
APG
·
ALPG
·
C6H1206
|
2.
Kemosintesis
Kemosintesis
terjadi pada organisme kemoautotrof, yaitu organisme yang mampu mensintesis
senyawa organik dari senyawa anorganik dengan bantuan energi dari reaksi kimia
(Sunita Almatsier, 2001:70).
3. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis
merupakan reaksi pembentukkan glukosa dari senyawa selain glikogen seperti asam amino dan lemak (Sunita
Almatsier, 2001:70).
4.
Sintesis lemak
Lemak dapat disentesis dari asam lemak dan
gliserol. Selain itu, lemak juga dapat disentesis dari protein dan karbohidrat
karena dalam metabolisme ketiga zat tersebut bertemu di dalam daur Krebs. Pada
tahap akhir hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan
berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan
H2O (Sunita Almatsier, 2001:70).
B. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi yang bersifat memecahkan ikatan kimia yang kompleks menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:398).
Katabolisme adalah reaksi yang bersifat memecahkan ikatan kimia yang kompleks menjadi ikatan kimia yang lebih sederhana. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:398).
Contoh katabolisme adalah sebagai
berikut:
1.
Respirasi
. Respirasi
merupakan suatu proses penghasilan energi yang diperlukan untuk memecah molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana
menjadi karbondioksida dan uap air serta energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun
makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel
hewan dan manusia (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:60).
Respirasi ada 2
macam, yaitu:
a.
Respirasi Aerob
Respirasi
aerob adalah proses pembebasan energi yang memerlukan oksigen (Kusumawati
Rohana, dkk, 2012:60).
Respirasi aerob memiliki empat tahap,
yaitu :
1) Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Jalur pertama yang digunakan glukosa untuk menghasilkan energi dinamakan glikolisis, terjadi dalam sitoplasma sel secara anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Hasil glikolisis adalah pemecahan glokosa yang mempunyai enam atom karbon menjadi dua ikatan yang mengandung tiga atom karbon yaitu piruvat atau asam piruvat (Sunita Almatsier, 2001:110).
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Jalur pertama yang digunakan glukosa untuk menghasilkan energi dinamakan glikolisis, terjadi dalam sitoplasma sel secara anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiri dari 3 atom C). Hasil glikolisis adalah pemecahan glokosa yang mempunyai enam atom karbon menjadi dua ikatan yang mengandung tiga atom karbon yaitu piruvat atau asam piruvat (Sunita Almatsier, 2001:110).
2) Grooming phase
Groming phase merupakan (persambungan) antara glikolisis dan
siklus Krebs. Piruvat akan diubah menjadi asetil KoA. Asetil KoA adalah ikatan
yang terdiri atas dua ikatan C (asetat) yang terkait pada satu molekul KoA.
Jadi, perubahan piruvat menjadi asetil KoA terjadi secara aerob (Sunita
Almatsier, 2001:111).
3) Siklus Krebs
Siklus
Krebs dinamakan juga siklus TCA karena melibatkan asam sitrat dengn tiga gugus
karboksil (COOH). Siklus krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang
mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam
sitrat (6C). Pada siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan molekul
pembawa hidrogen, yaitu : NADH, FADH2 dan GTP (Sunita Almatsier, 2001:115).
Gambar 2. Siklus Krebs
(http://www.biologi-sel.com)
4) Transport
Elektron
Transpor
elektron adalah suatu seri reaksi yang menggunakan oksigen untuk mengubah
molekul-molekul NADH dan FADH2 menjadi NAD dan FAD, air dan ATP yang berada di
membrane mitokondria (Sunita Almatsier, 2001:116).
b.
Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah proses pembebasan
energi yang tidak menggunakan oksigen. Contoh respirasi anaerob adalah
fermentasi (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:64).
Fermentasi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Fermentasi
Alkohol
Fermentasi alkohol terjadi pada proses pembuatan tapai dan
anggur. Fermentasi alkohol di lakukan di lakukan oleh jamur ragi (Kusumawati
Rohana, dkk, 2012:64).
2. Fermentasi
Asam Laktat
Fermentasi asam laktat terjadi pada otot manusia saat
melakukan kerja keras dan persediaan oksigen kurang mencukupi (Kusumawati Rohana,
dkk, 2012:64).
2.
Katabolisme Lemak (Lipolisis)
Katabolisme lemak terjadi di matriks
mitokondria. Membran mitokondria tidak permeable terhadap asam lemak
(Kusumawati Rohana, dkk, 2012:64).
3.
Katabolisme Protein
Katabolisme protein terjadi melalui mekanisme
deaminasi, yaitu pemutusan gugus amino untuk diuraikan menjadi amoniak dan asam
keto (Kusumawati Rohana, dkk, 2012:60).
2.3 Perbedaan
Aspek Fisiologi Tumbuhan dengan Hewan
Fisiologi
dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada
dasarnya prinsip fisiologi tetaplah bersifat universal atau tidak bergantung
pada jenis organisme yang dipelajari.
Tabel.2.
Perbedaan Aspek Fisiologi Tumbuhan dengan Hewan
No
|
Fisiologi tumbuhan
|
Fisiologi hewan
|
1
|
Tak bergerak aktif
|
Bergerak aktif
|
2
|
Produksi
makanan sendiri
|
Harus mencari
makan
|
3
|
Ukuran tubuh tidak dibatasi dan perkembangannya selama masa hidup
|
Ukuran tubuh terbatas, proses
perkembangan melalui kordinasi
|
4
|
Tidak memerlukan
syaraf
|
Memerlukan
syaraf
|
5
|
Mampu membuat senyawa karbon yang di perlukan dari Co2 dan membuat bahan
organisme dengan mengkonservasi nitrogen dalam tubuh namun boros akan karbon
|
Memerlukan nutrisi organik namun tak dapat membuatnya sehingga mengkonservasi
karbon dan mendaurnya seefisien mungkin di tubuhnya namun boros akan nitrogen
|
2.4 Organisme Autotrof dan Heterotof
A. Organisme
autotrof
Organisme autotrof merupakan organisme yang hanya
memerlukan senyawa anorganik CO2 sebagai
sumber karbon atau organisme yang mampu membuat makanannya sendiri
(Reece-mitchell, 2002:111).
Jenis organisme autotrof, yaitu:
1.
Fotoautotrof, yaitu organisme yang memanfaatkan
energi cahaya untuk menjalankan sintesis
senyawa organik dari karbon dioksida (Reece-mitchell, 2002:111).
Contoh: tumbuhan hijau.
2.
Kemoautotrof, yaitu organisme yang dapat
memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari
bahan organik dan hanya
membutuhkan CO2 sebagai sumber karbon (Reece-mitchell, 2002:111).
Contoh: bakteri besi, bakteri beleran, bakteri
nitrogen.
B. Organisme
Heterotrof
Heterotrof merupakan
organisme yang memerlukan paling tidak satu nutrien organik-misalnya, glukosa
yang berperan sebagai sumber karbon untuk pembuatan senyawa organik lain atau
dengan kata lain organisme heterotrog adalah organisme yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri (Reece-mitchell, 2002:112).
Jenis organisme heterotrof, yaitu:
1.
Herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan. Contoh
herbivora adalah kambing, sapi, dan rusa.
- Karnivora, yaitu hewan pemakan daging. Contoh karnivora adalah kucing, harimau, serigala, dan beruang.
- Omnivora, yaitu hewan pemakan segala, baik tumbuhan maupun daging. Contoh omnivora adalah tikus dan musang.
2.5
Persamaan Reaksi Kimia Pada Proses Fotosintesis dan Respirasi
Fotosintesis merupakan
suatu peristiwa penggabungan zat anorganik seperti unsur C, H dan O menjadi zat
organik berupa senyawa glukosa (karbohidrat), dengan menggunakan energi
matahari. Secara sederhana reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai
berikut:
Cahaya
6 CO2 + 6 H2O ------------- C6H12O6 + 6 O2
Klorofil
6 CO2 + 6 H2O ------------- C6H12O6 + 6 O2
Klorofil
(Kusumawati Rohana,
dkk, 2012: 62).
Respirasi merupakan suatu proses penghasilan energi yang
diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana,
utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air serta energi.
Secara sederhana, reaksi respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 +
6O2 6H2O
+ 6CO2 + energi
(Kusumawati
Rohana, dkk, 2012: 60).
Jadi
proses fotosintesis dan respirasi merupakan dua hal yang saling berlawanan.
2.6 Sistem Koordinasi Pada Organisme
Fungsi
sistem koordinasi adalah mengatur
dan mengendalikan kerja sistem organ tubuh yang lain sehingga bekerja
sesuai fungsinya (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia,Buku
pintar,2010;398)
Secara
skematik sistem koordinasi pada organisme digambarkan sebagai berikut:
Sistem koordinasi dan alat indra
|
Sistem Koordinasi
|
Alat Indra
|
Sistem saraf
|
Mata
|
Telinga
|
Hidung
|
Kulit
|
Lidah
|
Sistem hormon
|
A. Sistem Saraf Pada Manusia dan Hewan
Sistem saraf adalah sistem koordinasi
pada makhluk hidup yang terdiri dari sel neuron yang berfungsi untuk menerima
rangsang dan kemudian menanggapi rangsangan tersebut (Untoro Joko dan Tim Guru
Indonesia, 2010:384).
Sistem saraf tersusun atas dua jenis sel
utama yaitu neuron dan sel-sel
pendukung. Neuron adalah sel yang menghantarkan pesan di sepanjang jalur
komunikasi system saraf ( Reece-Mitchell, 2004:201).
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1.
Sel saraf
sensorik
Fungsi sel saraf sensorik untuk menghantar
impuls dari reseptor ke susunan saraf, yaitu otak dan sumsum belakang (Untoro
Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
2.
Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motorik untuk
menghantarkan impuls tanggapan dari saraf pusat ke efektor yaitu otot dan
kelenjar (Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
3.
Sel saraf intermediet
Fungsi sel saraf
intermediet untuk menghubungkan antara sel saraf motorikdan sel saraf sensorik (Untoro
Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:384).
Sistem saraf pada manusia dan hewan dapat
di jabarkan seperti diagram berikut:
B.
Sistem Indra
Indra merupakan
reseptor yang bertugas untuk mengenali lingkungan dan memberi respon terhadap
segala perubahan rangsangan yang terjadi pada lingkungan. Sistem indra adalah
bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indra
(Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010:387).
Tabel.3.
Fungsi Alat Indra
Alat
indra
|
Fungsi
|
Mata
|
Sebagai
penerima rangsangan cahaya
|
Telinga
|
Sebagai
penerima rangsangan getaran bunyi dan tempat beradanya indra keseimbangan
|
Hidung
|
Sebagai
penerima rangsangan berupa gas atau bau
|
Lidah
|
Sebagai
penerima rangsang zat yang terlarut yaitu rasa manis, asam, asin dan pahit
|
Kulit
|
Sebagai
penerima rangsang sentuhan dan suhu (panas dan dingin).
|
2.7
Hormon dan
Vitamin
A.
Hormon
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang di
hasilkan oleh kelenjar endoktrin. Hormon berfungsi untuk mengatur aktivitas
seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan (Untoro Joko dan
Tim Guru Indonesia, 2010:386).
Tabel.4. Macam-Macam Hormon dan Fungsinya
(Untoro Joko dan Tim Guru Indonesia, 2010: 386)
Hormon
|
Yang Menghasilkan
|
Fungsi
|
Somatotrof Hormone (STH)
|
Kelenjar hipofise
|
Untuk pertumbuhan
|
Hormon vasopresin
|
Kelenjar hipofise
|
Untuk memengaruhi tekanan darah
|
Lactogenik Harmone (LTH)
|
Kelenjar hipofise
|
Untuk merangsang kelenjar susu
|
Tyroid Stimulating Harmone (TSH)
|
Kelenjar hipofise
|
Untuk merangsang sekresi kelenjar tiroid
|
Adrenocorticotropic Hormone
(ACTH)
|
Kelenjar hipofise
|
Untuk mengendalikan kelenjar adrenal agar menghasilkan glokokortikoid
yang berperan dalam metabolisme karbohidrat
|
Folicel Stimuting Hormone (FSH)
|
Kelenjar hipofise
|
Merangsang folikel dalam ovarium
|
Interstital Cell Stimulating Hormone (ICHS)
|
Kelenjar hipofise
|
Menghasilkan testosteron dan
merangsang ovulasi atau pemasakan sel telur.
|
Hormon oksitosin
|
Kalenjar hipofisa
|
Untuk membantu proses kelahiran
|
Glukokortikoid
|
Kelenjar adrenal
|
Untuk metabolisme karbohidrat
|
Androgen
|
Kelenjar adrenal
|
Untuk menentukan sifat kelamin
sekunder pria
|
Adrenalin
|
Kelenjar adrenal
|
Untuk meningkatkan tekanan darah,
mempercepat denyut jantung, meningkatkan kadar glukosa darah dan laju
metabolisme
|
Tiroksin
|
Kelenjar tiroid
|
Untuk meningkatkan kecepatan
reaksi kimia dalam sel tubuh sehingga dapat meningkatkan juga metabolism
tubuh
|
Hormon parathormon
|
Kelenjar paratiroid
|
Menaikan kalsium di dalam darah
dengan melepaskan kalsium dari tulang serta eksresi kalsium dalam ginjal
|
Insulin
|
Kelenjar langerhans
|
Untuk mengatur kadar gula darah
|
Renin dan angiotensin
|
Ginjal
|
Mengendalikan
tekanan darah
|
Hormon tiroid
|
Kelenjar tiroid
|
Mengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolisme
|
TSH
(tyroid-stimulating hormone) |
Kelenjar hipofisa
|
Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
|
B. Vitamin
Vitamin
adalah molekul organik yang diperlukan
dalam makanan dalam jumlah sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino
esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewn dalam jumlah yang sangat
besar (Reace-Mitchell, 2004:23).
Tabel.5.
Fungsi Vitamin (Reace-Mitchell, 2004:24)
Vitamin
|
Sumber
|
Fungsi
|
A (Retinol)
|
Hati, minyak ikan, daging, susu, wortel, serta sayuran,
buah berwarna orange
|
Komponen pigmen visual(penglihatan),
pemeliharaan jaringan epitelium, antioksidan, dan mencegah kerusakan lipid
membran sel
|
B1 (Tiamin)
|
Dagingbabi, polong-polongan, kacang
tanah, biji-bijian
|
Berguna dalam pengeluaran CO2
dari senyawa organik serta mencegah penyakit beri-beri
|
B2 (Riboflavin)
|
Produk susu, daging, biji-bijian, sayur-sayuran
|
Pernapasan dalam sel (respirasi
selular), menjaga keutuhan jaringan saraf, dan mempercepat pemindahan
rangsang sinar ke saraf mata
|
B3 (Niasin)
|
Hati, telur, jamur, kacang tanah
|
Membantu pembebasan
energi dari makanan dan sintesis asam lemak dan digunakan dalam metabolism
asam amino
|
B5(asam pantotenat)
|
Daging, susu, sayur hijau, ginjal,
hati, kacang hijau
|
Membantu metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak dalam tubuh
|
B6(pridoksin)
|
Telur, daging, kentang, kubis
|
Membantu mencerna protein dan
respirasi selular
|
B7(Biotin)
|
Polong-polongan, sayur-sayuran, daging
|
Metabolisme energi, pertumbuhan rambut
dan kuku, menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula dalam darah
|
B9(Asam Folat)
|
Selada, bayam, asparagus, semangka,
belewah, kacang-kacangan
|
Pembentukan sel darah merah, perbaikan
DNA, Perkembangan bayi, pembentukan jaringan tubuh, mengoptimalkan fungsi
otak, pertumbuhan rambut, metabolism asam nukleat dan asam amino
|
B12(kobalamin)
|
Daging, telur, produk
susu, hati, ragi
|
Pembentukan sel
darah merah, sintesis asam nukleat dan pembelahan sel
|
C (asam askorbat)
|
Buah-buahan misalnya jeruk, tomat,
papaya, sayuran hijau lainnya
|
Digunakan dalam sintesis kolagen,
antioksidan, membantu detoksifikasi, dan memperbaiki penyerapan besi
|
D (Kalsiferol)
|
Susu, minyak ikan,
kuning telur
|
Meningkatkan
penyerapan kalsium dan fosfor untuk kesehatan tulang dan gigi serta
meningkatkan pertumbuhan tulang sejati
|
E (Tokoferol)
|
Biji-bijian, sayuran, minyak nabati, telur, mentega, susu
|
Berperan penting dalam
sistem reproduksi, mencegah penyakit kanker paru-paru, membantu mencegah
kerusakan lipid membran sel
|
K (filokuinon)
|
Bayam, tomat,
wortel, the
|
Berperan dalam
pembekuan darah dan dapat mencegah keguguran
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a)
Fisiologi merupakan salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan
berfungsi secara fisik dan kimiawi.
b)
Metabolisme
mengandung arti serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam sel beserta
perubahannya. Metabolisme terbagi
dua, yaitu :
1) Anabolisme
2) Katabolisme
c)
Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan
dan fisiologi hewan. Akan tetapi, pada dasarnya prinsip fisiologi tetaplah
bersifat universal atau tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
d)
Organisme
autotrof adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri
dari bahan anorganik yang tersedia di alam. Organisme heterotrof adalah organisme
yang tidak dapat membuat makanannya sendiri.
e) Fungsi
sistem koordinasi adalah mengatur
dan mengendalikan kerja sistem organ tubuh yang lain sehingga bekerja
sesuai fungsinya.
f) Hormon
berfungsi untuk memastikan semua organ berfungsi dan berkembang dengan baik. Sedangkan
vitamin berfungsi untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk
hidup.
g) Sistem
saraf berfungsi mengordinasikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan di
respon oleh tubuh. Sedangkan sistem indra berfungsi untuk proses informasi indera.
3.2 Saran
Penulis
mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat dan ilmu kepada para pembaca.
Dan di sarankan kepada para pembaca untuk mencari referensi yang lebih banyak,
baik dari sosial media atau pun dari media yang lain seperti buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar