BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara sederhana, ilmu ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari ekosistem. Kata ekologi bersal dari Oikos
yang berati rumah atau tempat tinggal dan logos berarti ilmu. Pertama kali kata ekologi
diperkenalkan oleh Ernst Haecckel (1866) dengan pengertian: Ekologi adalah
disiplin ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, sesuatu kajian
mengenai hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya yang
kemudian pengertian ini diperluas, menjadi kajian mengenai hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Secara rinci, ia juga bisa diartikan sebagai sebuah studi
terhadap hubungan timbal balik di antara organisme dengan organisme lainnya
serta benda-benda mati yang ada di sekitarnya. Ekologi sering disebut sebagai
ilmu dasar lingkungan. Berdasarkan
pengertian tadi, sebenarnya Ekologi meliputi studi tentang
populasi tanaman dan binatang, tanaman dan komunitas hewan dan ekosistem.
Ekosistem menggambarkan
web atau jaringan hubungan antara organisme pada skala yang berbeda organisasi.
Pemenuhan
kebutuhan manusia dapat terpenuhi karena adanya pemanfaatan lingkungan yang
berbentuk pengelolaan lingkungan hidup. Melalui pengelolaan lingkungan hidup,
terjadi hubungan timbal balik antara lingkungan biofisik dengan lingkungan
sosial. Ini berarti sudah berkaitan dengan konsep ekologi, terutama tentang
konsep hubungan timbal balik (inter-related) antara lingkungan biofisik dengan
lingkungan sosial. Dengan demikian apabila membicarakan lingkungan hidup, maka
konsep ekologi akan selalu terkait, sehingga permasalahan lingkungan hidup
adalah permasalahan ekologi. Pada makalah ini, kita akan mebahas
mengenai dasar-dasar ekologi yang mencakup pembagian ekologi, prinsip-prinsip
ekologi, serta bagian-bagian dari ekosistem yang merupakan kajian utama dari
ilmu ekologi.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan
melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat
kami rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian dari ekologi dan ruang
lingkup ekologi?
2.
Bagaimana
pendeskripsian tentang populasi, komunitas, dan
ekosistem ?
3.
Apa saja komponen-komponen ekosistem ?
4.
Apakah yang dimaksud dengan rantai
makanan?
5.
Bagaimana rantai makanan dan jaring
makanan dalam hubungannya dengan aliran energi dan transfer
energi ?
6.
Bagaimanakah
piramida
ekologi dalam ekosistem?
7.
Bagaimana
siklus biogeokimia dalam ekosistem?
8.
Apa pengertian suksesi ekologi dengan
contohnya ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Dengan adanya makalah
ini, penulis berharap agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai
dasar-dasar ekologi. Selain itu, penulis juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
1.3.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah
ini adalah:
1.
Untuk memenuhi tugas dari Dosen Pengampu
mata kuliah Biologi Umum.
2.
Menjelaskan pengertian dan ruang
lingkup ekologi.
3.
Menjelaskan arti pemahaman tentang
populasi, komunitas, dan ekosistem (ciri,
struktur, dinamika dan interaksi).
4.
Menerangkan komponen-komponen
ekosistem.
5.
Menjelaskan
dan memahami
rantai makanan dan jaringan makanan dalam hubungan dengan aliran energi
dan transfer energi.
6.
Menjelaskan macam-macam piramida ekologi dalam ekosistem.
7.
Menjelaskan
macam-macam
siklus biogeokimia dalam
ekologi.
8.
Menjelaskan
perngertian
suksesi ekologi dan contohnya.
1.4
Batasan
Masalah
Penulis
membatasi makalah ini dalam beberapa batasan yaitu :
Pengertian ekologi dan ruang lingkup ekologi, pemahaman tentang populasi, komunitas,
dan ekosistem, serta komponen-komponen
ekosistem, rantai
makanan dan jaringan makanan dalam hubungan dengan aliran energi
dan transfer energi,
macam-macam siklus biogeokimia,
piramida dalam ekologi dan perngertian suksesi ekologi dan
contohnya.
1.5
Manfaat
Penulisan
Untuk lebih mengetahui masalah yang
berhubungan dengan ekologi beserta ruang lingkupnya,rantai makanan,aliran
energi,piramida ekologi,daur
materi,dan suksesi ekologi
1.6
Metode
Penulisan
Metode
penulisan yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ini adalah melalui
observasi dan studi kepustakaan (Library
Research), .
1.6.1 Metode Observasi ( Teknik
Pengamatan Langsung)
Metode
yang digunakan penulis dengan cara mengamati dan membandingkan secara langsung maupun tak langsung beberapa makalah karya ilmiah.
1.6.2
Metode
Kepustakaan
Metode yang digunakan penulis
dengan cara mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan pembahasan
makalah ini yaitu penggalian
bahan dengan cara membaca literature, baik berupa buku maupun literatur dari internet.
DASAR – DASAR EKOLOGI
A.
Standar Kompetensi
Memahami
konsep-konsep ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan, populasi,komunitas, dan,
ekosistem, rantai, makanan dan aliran energi, serta suksesi ekologi.
B.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu :
1.
Menjelaskan
pengertian dan ruang lingkup ekologi
2.
Mendeskripsikan
tentang populasi, komunitas, dan ekosistem (ciri, struktur, dinamika dan
interaksi)
3.
Menjelaskan
macam-macam ekosistem
4.
Menggambarkan
(dengan penjelasan) rantai makanan dan jaring makanan dalam hubungannya dengan
aliran energi dan transfer energi
5.
Menggambarkan
piramida ekologi dalam ekosistem
6.
Menjelaskan
siklus biogeokimia dalam ekosistem
7.
Menjelaskan
pengertian suksesi ekologi dengan contohnya
C.
Indikator Keberhasilan
Mahasiswa dapat :
1.
Menjelaskan
pengertian ekologi
2.
Menjelaskan
ruang lingkup ekologi
3.
Mendeskripsikan
tentang populasi, komunitas, dan ekosistem berdasarkan ciri, struktur, dinamika
dan interaksi
4.
Menggambarkan
rantai makanan dan jaring makanan dalam hubungannya dengan aliran energi dan
transfer energi
5.
Menggambarkan
piramida ekologi dalam ekosistem
6.
Menjelaskan
siklus biogeokimia dalam ekosistem
7.
Menuliskan
pengertian suksesi ekologi dengan contohnya
8.
Menyebutkan
contoh siklus biogeokimiawi
BAB
II
PEMBAHASAN
DASAR-DASAR EKOLOGI
2.1 PENGERTIAN EKOLOGI
Istilah ekologi pertama kali
diperkenalkan oleh Ernnst Haeckel, seorang ahli biologi bangsa Jerman , pada
tahun 1869.Ekologi berasal dari bahasa Yunani Oikos yang berarti rumah atau
tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu / telaah. Oleh karena itu, ekologi
berarti ilmu tentang rumah ( tempat tinggal) mahluk hidup.
Secara lebih spesifik Haeckel
mendefinisikan ekologi sebagai ilmu tentang hubungan timbale balik antara
mahluk hidup dengan lingkungan biotic dan abiotiknya. Meskipun demikian, ahli ekologi menilai bahwa definisi ini masih
sangat luas. Oleh karena ada ilmu biologi lain yang berkaitan erat dengan
ekologi, yaitu genetika, fisiologi,perilaku, dan evolusi yang kaitannya dapat
dilihat pada gambar 1.1 maka perlu batasan yang lebih spesifik dalam ekologi. (Krebs
2001) (Leksono : 1-2)
Genetika
|
Fisiologi
|
Ekologi
|
Perilaku
|
Evolusi
|
Gambar 1.1 Hubungan
antara Ekologi dan Ilmu-ilmu lain (Leksono:1)
Charles Elton (1927) dalam bukunya
animal ecology memberikan batasan ekologi sebgai ilmu yang mempelajari sejarah
alamiah (natural History) mahluk hidup. Meskipun definisi ini menekankan pada
asal usul atau latar belakang berbagai persoalan ekologi, namun batasan Elton
agak kabur.
Definisi Ekologi klasik yang lain
disampaikan oleh Oddum (1963). Oddum menyatakan bahwa ekologi adalah kajian
mengenai strukutr dan fungsi alam.
Definisi
Ekologi yang lebih khusus pertama kali disampaikan oleh Andrewarta (1961),
menurutnya ekologi adalah kajian ilmiah mengenai ditribusi dan kelimpahan mahluk
hidup. Definisi ini cendrung statis dan meninggalkan ide utama “ Hubungan
timbal balik” sehingga definisi lain yang berkembang dari ide ini. Salah
satunya disampaikan oleh Krebs bahwa ekologi adalah kajian ilmiah mengenai hubungan timbal balik yang menentukan
distribusi dan kelimpahan mahluk hidup (Krebs,2001) (Leksono : 1-2)
2.2
RUANG LINGKUP EKOLOGI
Ruang
lingkup ekologi meliputi beberapa unit dalam spektrum biologi. Unit-unit
lingkup ekologi tersebut berturut-turut dari kecil ke besar adalah ekologi
individu, ekologi populasi, ekologi komunitas, ekologi ekosistem, ekologi
bentang alam, dan ekologi
global( Reece : 327).
Mahluk
hidup (Organisme) memiliki tingkat organisasi dari yang paling sederhana sampai
ke tingkat yang paling kompleks ( gambar 1.2)
Biosfer
Wilayah Kajian Ekologi Modern
|
Komunitas
Populasi
Organisme / Individu
Sistem Organ
Organ
Jaringan
Sel
Protoplasma
Gambar
1.2 Posisi Ekologi dalam Organisasi Biologi (Leksono :3)
2.1.1
Ekologi Individu (Ekologi Organismal)
Individu adalah satuan makhluk hidup dari satu jenis (spesies)
tertentu. Misalnya satu tumbuhan rumput, seekor belalang, seekor burung puyuh,
atau seekor ular (Reece : 327).
2.1.2
Ekologi Populasi
Populasi adalah sekelompok individu dari satu
spesies yang sama sejenis
pada suatu tempat dan waktu tertentu. Misalnya populasi rumput, populasi
belalang, populasi puyuh atau populasi ular (Reece : 327).
Tiga karakteristik fundamental suatu populasi adalah densitas,
dispersi dan demografika (Reece : 354-356).
1.
Densitas :
Jumlah individu per satuan luas atau volume misalya, jumlah bakteri Escherecia
coli per milimeter.
2.
Dispersi :
Pola penjarakan antara individu dalam perbatasan populasi.
3.
Demografika : Bidang yang mempelajari statistika vital
populasidan perubahan statistika tersebut seturut waktu.
Populasi bersifat dinamis, dimana kedinamisan suatu
populasi sesuai dengan waktu dan ruang. Populasi bisa mengalami peningkatan
atau malah mengalami penurunan tergantung oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Bergantung kepada
kepadatan populasi itu sendiri.
2. Tidak bergantung pada populasi itu sendiri.
Ø Dinamika Populasi
Karena
terganggu oleh kondisi-kondisi lingkungan yang berubah secara berkala semua
populasi akan dan sudah menunjukan fluktuasi ukuran. Banyak populasi yang
mengalami siklus naik turun dengan drastis dipengaruhi oleh interaksi kompleks
antara faktor-faktor biotik dan abiotik. Sebuah metapopulasi adalah sekelompok
populasi yang ditautkan oleh imigrasi dan emigrasi, contohnya imigrasi dan emigrasi
menautkan populasi bajing tanah belding dengan populasi-populasi lain dari
spesies tersebut yang semuanya membentuk metapopulasi (Reece
: 368).
Seperti halnya suatu
individu, suatu populasi pun mempunyai ciri-
ciri biologi, antara lain :
a.
Mempunyai struktur dan organisasi
tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan
berjalannya waktu (umur).
b.
Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan
(lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati).
c.
Dapat dikenai dampak lingkungan dan
memberikan respon terhadap perubahan lingkungan.
d.
Mempunyai hereditas.
e.
Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor herediter (genetik)
dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif
dan persistensi)
Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan
keturunan untuk waktu yang
lama.
Ciri- ciri statistik
Ciri-
ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada
individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu
sendiri, antara lain:
a.
Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar
populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti
natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b.
Sebaran (agihan, struktur) umur.
c.
Komposisi genetik (“gene pool” =
ganangan gen).
d.
Dispersi (sebaran
individu intra populasi)
2.1.3
Ekologi Komunitas
Komunitas adalah sekelompok populasi dari
sejumlah spesies yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah, seperti:
1.
Komunitas
padang rumput meliputi populasi rumput, populasi belalang, populasi burung
puyuh, populasi ular.
2.
Komunitas
kolam meliputi populasi ganggang, populasi siput, populasi ikan tertentu (Reece:379).
Ø Interaksi Antara Ekologi Komunitas
Beberapa
hubungan kunci dalam kehidupan suatu organisme adalah interaksinya dengan
individu-individu dari berbagai spesies lain dalam komunitas. Interaksi antar
spesies mencakup kompetisi, predasi, herbivori, dan simbiosis (termasuk
parasitisme, mutualisme, dan komensalisme) (Reece:379-384).
a.
Netral
Yaitu
tidak saling mempengaruhi, misalnya pada nyamuk dan tikus.
b.
Kompetisi
Adalah interaksi yang terjadi sewaktu
individu-individu spesies berbeda bersaing memperebutkan sumber daya yang
membatasi pertumbuhan. (Reece:380)
1. Ekslusi
Kompetitif
Dua spesies
yang berkompetisi memperebutkan sumber daya pembatas yang sama tidak dapat
hidup ditempat yang sama karena tanpa keberadaan gangguan, satu spesies akan
menggunakan sumber daya dengan lebih efisien sehingga bereproduksi secara lebih
cepat daripada yang lain. Bahkan sedikit keunggulan reproduksi pun pada
akhirnya akan menyebabkan kemusnahan lokal pesaing yang lebih lemah , hasil
yang disebut eksklusi kompetitif (competitive
exclusion). Contohnya : Pada tahun 1934, ahli ekologi Rusia, G.F.Gause
menyelidiki dengan menumbuhkan P. aurelia
dan P.caudatum bersama-sama dalam satu
tempat akhirnya P.caudatum punah. Gause
menyimpulkan bahwa P.aurelia memiliki keunggulan kompetitif dalam memperoleh makanan. (Reece:380)
2. Relung Ekologis
Adalah total
penggunaan sumber daya abiotik dan biotik suatu spesies dalam
lingkungannya.Misalnya, relung sejenis kadal pohon tropis terdiri atas antara
lain kisaran suhu yang ditoleransinya ukuran cabang tempat kadal bertengger,
dan ukuran macam-macam serangga yang dimakan (Reece:380).
Konsep relung ekologis dapat digunakan untuk menyatakan
asas eksklusi kompetitif : Dua spesies tidak dapat hidup bersama-sama secara
permanen dalam komunitas jika relung keduanya identik, kecuali ada satu atau
lebih perbedaan signifikan dalam hal relung.
Diferensiasi relung yang memungkinkan spesies serupa
untuk hidup bersama-sama dalam satu komunitas disebut partisi sumber daya
(Reece:380).
3. Penggantian
Karakter
Kecendrungan
karakteristik untuk berdivergensi lebih banyak pada populasi simpatrik (tumpang
tindih secara geografis) dua spesies daripada populasi alopatrik (terpisah
secara geografis) dua spesies itu disebut penggantian karakter.
Dalam beberapa
kasus contoh penggantian karakter adalah variasi ukuran paruh pada berbagai
populasi finch Galapagos, merupakan bukti tak langsung kompetisi masa
lalu.Populasi alopatrik Geospiza
fuliginosa dan Geospiza fortis di
Pulau Los Hermanos dan Daphene memiliki memiliki paruh yang mirip kemungkinan
memakan biji yang berukuran sama (Reece:381).
c.
Predasi
Adalah istilah
untuk interaksi antara spesies yang salah satu spesiesnya, predator, membunuh
dan memangsa spesies yang satu lagi, si mangsa (Reece:381).
d.
Hebivori
Ahli ekologi
menggunakan istilah hebivori untuk mengacu pada interaksi di mana organisme
memakan bagian tumbuhan atau alga (Reece:382-383).
e.
Simbiosis
Sewaktu
individu dari dua atau lebih spesies hidup dalam kontak langsung dan akrab
dengan satu sama lain, hubunngan mereka disebut simbiosis. Sebagian ahli
biologi mendfinisikan simbiosis secara sempit, sebagai sinonim untuk mutualisme
yaitu interaksi yang menguntungkan kedua spesies.
(Reece:
383)
a.
Parasitisme
Adalah Interaksi simbiotik yang
merugikan (+/-) dengan
satu organisme parasit memperoleh nutriendari organisme lain sang inang yang
dirugikan dalam proses tersebut (Reece:384).
Parasit yang hidup dalam tubuh inang,
misalnya cacing pita, disebut endoparasit,
parasit yang makan di permukaan luar inang misalnya tungau dan kutu,
disebut ektoparasit (Reece:384).
b.
Mutualisme
Adalah interaksi antarspesies yang
menguntungkan kedua spesies (+/+). Interaksi antara rayap dan mikroorganisme
dalam system pencernaan serangga merupakan contoh mutualisme obligat. Dalam
mutualisme fakultatif seperti pada contoh akasia dan semut, kedua spesies
dapat sintas tanpa partnernya dalam simbiosis itu (Reece: 384).
Gambar Simbiosis Mutualisme
(Essensials Of Biology)
c.
Komensalisme
Adalah interaksi antara spesies yang
menguntungkan yang satu namun tidak merugikan atau membantu spesies yang satu
lagi (+/0) (Reece:384-385).
2.1.4
Ekosistem
` Ekosistem adalah suatu kondisi
hubungan interaksi (timbal balik) atau interdepensi (saling ketergantungan)
baik di dalam lingkungan biotik (komunitas) maupun antara komunitas dan
lingkungan abiotiknya (fisik dan kimiawi) pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Misalnya ekosistem kolam, ekosistem pantai, ekosistem hutan rawa gambut (Reece:
406)
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen biotik
dan abiotik. Komponen biotik terdiri atas komponen autotrof dan heterotrof yang dibedakan dari cara memperoleh materi
dan energinya. Autotrof (auto= sendiri dan trophicos = menyediakan
makan ) adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantun energi, seperti matahari dan kimia
(Leksono :163-164).
Organisme yang
menggunakan energi cahaya untuk mengubah zat anorganik menjadi organik disebut fotoautotrof. Organisme yang menggunakan energi yang didapat dari reaksi kimia
disebut kemoautotrof.
Komponen autotrof berfungsi sebgai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan dan alga. Heterotrof ( Heteros= berbeda , trophikos= makanan) merupakan
organisme yang memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan
tersebut disediakan oleh organisme lain, yang tergolong heterotrof adalah konsumen , misalnya manusia hewan dan
pengurai (dekomposer).
Pengurai adalah
organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana dan dapat di
gunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk pengurai adalah bakteri dan jamur.
Sementara itu, komponen abiotik meliputi faktor lingkungan dan sumber daya yang
dibutuhkan organisme. Tempat
ekosistem di lapisan bumi disebut biosfer (Laksono
163-164).
gambar dekomposer (sumber :
esssensials of biology)
2.1.4 Ekologi Bentang Alam
Bentang alam (landsape atau seascape) adalah mosaik ekosistem-ekosistem yang saling terkait
(
Reece : 327).
2.1.5
Ekologi Global
Biosfer yaitu ekosistem global-total dari semua ekosistem dan bentang
alam di planet ini. Menurut para ahlibiosfer adalah sistem ekologi global yang
menyatukan seluruh mahluk hidup dan termasuk interaksinya dengan unsur litosfer
(batuan), hidrosfer(air), dan atmosfer (udara)
(
Reece : 327).
Gambar 2.2.3 Biosfer
2.3
PENGERTIAN RANTAI MAKANAN
Rantai makanan adalah perpindahan energi dari sumbernya dalam tumbuhan ke organisme tingkat trofik di atasnya melalui peristiwa memakan dan dimakan.Semua rantai makanan dimulai dari organisme autotrof . Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan (Leksono:173).
Rantai makanan adalah perpindahan energi dari sumbernya dalam tumbuhan ke organisme tingkat trofik di atasnya melalui peristiwa memakan dan dimakan.Semua rantai makanan dimulai dari organisme autotrof . Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan (Leksono:173).
Rantai makana berinteraksi membentuk jaring-jaring
makanan. Beberapa spesiesmemakan mangsa pada berbagai tingkatan trofik sehingga
akan terbentuk jalur aliran nergi berganda (Leksono :174).
Hubungan Aliran Energi dengan rantai dan jaring-jaring makanan
Aliran energi merupakan rangkaian
urutan pemindahan bentuk energi
lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen
tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung
dalam ekosistem (Leksono :164-165).
Energi
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh
organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas
hidupnya. Cahaya matahari merupakan sumber enrgi utama kehidupan. Tumbuhan
berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis.Hasil dari
fotosintesis adalah oksigen dan karbohidrat yang terimpan sebagai cadangan
makanan. Energi yang tersimpan dalam makanan itulah yng digunakan oleh
konsumen untuk aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang tersimpan dalam
makanan dilakukan dengan cara oksidasi (respirasi) (Leksono :165).
|
Aliran energi merupakan rangkaian urutan
pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain. Aliran energi
bersifat searah (tidak siklis). Energi dapat keluar dari ekosistem dalam
bentuk panas. Masukan energi yang berasal dari matahari tetap menjaga
ketersediaan energi di ekosistem, saprofit di dalam tanah (Leksono 165-166).
|
|
2.4
SIKLUS BIOGEOKIMIA
Materi yang
menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur- unsur
terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak
hidup.
Siklus
biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus
tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus
nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu
siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus karbon.
1. Siklus nitrogen (N₂)
Nitrogen
adalah salah satu unsur kimia utama lain dalam ekosistem. Nitrogen ditemukan
pada semua asam amino, yang merupakan penyusun protein organisme-organisme.
Nitrogen tersedia bagi tumbuhan hanya dalam bentuk dua mineral: NH₄⁺ (amonium) dan NO₃⁻ (nitrat). Meskipun
atmosfer bumi hampir 80 %-nya terdiri atas nitrogen, unsur ini sebagian besar
terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N₂), yang tidak tersedia bagi tumbuhan. Nitrogen
memasuki ekosistem melalui dua jalur alamiah, yang keutamaan relatifnya sangat
bervariasi dari satu ekosistem ke ekosistem yang lain. Yang pertama, deposit
pada atmosfer, merupakan sekitar 5% sampai 10% dari nitrogen yang dapat
digunakan, yang memasuki sebagian besar ekosistem. Dalam proses ini, NH₄⁺ dan NO₃⁻, kedua bentuk nitrogen
yang tersedia bagi tumbuhan, ditambahkan ke tanah melalui kelarutannya dalam
air hujan atau melalui pengendapan debu-debu halus atau butiran-butiran
lainnya. Beberapa tumbuhan, seperti bromeliad epifit yang ditemukan pada kanopi
hutan hujan tropis, memiliki akar udara yang dapat mengambil NH₄⁺ dan NO₃⁻, secara langsung dari
atmosfer. Jalur
lain untuk masuknya nitrogen ke ekosistem adalah melalui fiksasi nitrogen.
Hanya prokariota tertentu yang dapat memfiksasi nitrogen yaitu, mengubah N₂ menjadi mineral yang
dapat digunakan untuk mensintesis senyawa organik bernitrogen seperti asam
amino. Sesunggunya prokariota merupakan mata rantai yang penting pada beberapa
titik dalam siklus nitrogen. Nitrogen difiksasi dalam ekosistem terestrial oleh
bakteri tanah yang hidup bebas (nonsimbiotik) dan juga oleh bakteri simbiotik
(Rhizobium) dalam nodul akar legum dan tumbuhan tertentu lainnya. Beberapa
sianobakteri memfiksasi nitrogen dalam ekosistem akuatik. Organisme yang
memfiksasi nitrogen, tentunya, sedang memenuhi kebutuhan metaboliknya sendiri,
tetapi kelebihan amonia yang disebabkan oleh organisme tersebut menjadi
tersedia bagi organisme lain. Selain dari sumber alami nitrogen yang dapat digunakan
ini, fiksasi nitrogen secara industri dapat digunakan untuk pembuatan pupuk,
yang sekarang ini memberikan sumbangan utama dalam pool mineral bernitrogen
dalam ekosistem terestrial dan akuatik (Mitchell
: 398-399).
Tabel
Proses Reaksi Kimia yang penting dalam Siklus Nitrogen (Leksono:179)
Proses
|
Bakteri/Organisme
|
Fiksasi nitrogen
N2 + 3H2 2NH3
|
Marsiella crenata
Azotobacter sp.
Clostridium sp.
Nostoc sp. dan
Anabaena sp.
|
Nitrifikasi
NH3 +1,5 O2 HNO2 + H2O
KNO2 + 1,5 O2 KNO3
|
Nitrosomonas spp. &
Nitrosococcus spp.
|
Denitrifikasi
C6H12O6 + 24 KNO3
6CO2+3H2O + 6 KOH+ 3 N2O
5 C6H12O6 +24KNO3 30 CO2+18 H2O+24
KOH +12N2
|
Pseudomonas denitrificants
|
Amonifikasi
C2H5NO2 +1,5 O2 2CO2 + H2O
+NH3
|
Beberapa jenis tumbuhan dan hewan
|
Gambar Siklus Nitogen (Essensials
Of Biology)
2. Siklus fosfor (P)
Organisme memerlukan fosfor sebagai
bahan penyusun utama asam nukleat, fosfolipid, ATP dan pembawa energi lainnya,
serta sebagai salah satu mineral penyusun tulang dan gigi. Dalam beberapa hal, siklus fosfor lebih
sederhana dibandingkan dengan siklus karbon atau siklus nitrogen. Siklus fosfor
tidak meliputi pergerakan melalui atmosfer, karena tidak ada gas yang
mengandung fosfor secara signifikan. Selain itu, fosfor hanya ditemukan dalam
satu bentuk anorganik penting, fosfat (PO₄⁴⁻), yang diserap oleh tumbuhan dan
digunakan untuk sintesis organik. Pelapukan bebatuan secara perlahan-lahan
menambah fosfat kedalam tanah. Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam
molekul biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik, dan
ditambahkan kembali ke tanah melalui ekskresi fosfat tersebut oleh hewan dan
oleh kerja pengurai bakteri dan fungsi pengurai pada detritus. Humus dan
partikel tanah mengikat fosfat, sedemikian rupa sehingga siklus fosfor
cenderung menjadi cukup terlokalisir dalam ekosistem. Akan tetapi, fosfor
benar-benar tergelontor ke dalam badan air, yang secara perlahan-lahan mengalir
dari ekosistem terestrial ke laut. Erosi hebat dapat mempercepat pengurasan
fosfat. Tetapi, pelapukan bebatuan umumnya sejalan dengan hilangnya fosfat.
Fosfat yang mencapai lautan secara perlahan-lahan terkumpul dalam endapan,
kemudian tergabung dalam batuan, yang kemudian yang dapat menjadi bagian dari
ekosistem teresterial sebagai akibat proses geologis yang meningkatkan dasar
laut atau menurunkan permukaan laut pada suatu lokasi tertentu. Dengan
demikian, sebagian besar fosfat bersiklus ulang secara local di antara tanah,
tumbuhan, dan konsumen atas dasar skala waktu ekologis, sementara suatu siklus
sedimentasi secara bersamaan mengeluarkan dan memulihkan fosfor terestrial
selama waktu geologis. Pola umum yang sama berlaku juga bagi nutrien lain yang
tidak memiliki bentuk yang terdapat di atmosfer (Mitchell
: 399-400)
Gambar
Siklus Fosfor (Essensials Of Biology)
3
Siklus
Karbon
Karbon
adalah bahan penyusun dasar semua senyawa organik. Pergerakannya melalui suatu
ekosistem berbarengan dengan pergerakan energi, melebihi zat kimia lain;
karbohidrat dihasilkan selama fotosintesis, dan CO₂ dibebaskan bersama
energi selama respirasi. Dalm siklus karbon, proses timbal balik fotosintesis
dan respirasi seluler menyediakan suatu hubungan antara lingkungan atmosfer dan
lingkungan terestrial. Tumbuhan mendapatkan karbon, dalam bentuk CO₂, dari atmosfer melalui
stomata daunnya dan menggabungknnya ke dalam bahan organik tersebut kemudian
menjadi sumber karbon bagi konsumen. Respirasi dari semua organisme
mengembalikan CO₂
ke atmosfer.
Meskipun CO₂ terdapat di atmosfer
dengan konsentrasi yang relatif rendah (sekitar 0,03 %), karbon bersiklus ulang
dengan laju yang relatif cepat, karena tumbuhan mempunyai kebutuhan yang tinggi
akan gas ini. Setiap tahun, tumbuhan mengeluarkan sekitar sepertujuh dari
keseluruhan CO₂
yang terdapat di atmosfer; jumlah ini kira-kira
diseimbangkan melalui respirasi. Sejumlah karbon bisa dipindahkan dari
siklus tersebut dalam waktu yang lebih lama. Hal ini terjadi, misalnya, ketika
karbon terakumulasi di dalam kayu dan bahan organik yang tahan lama lainnya.
Perombakan metabolik oleh detritivor akhinya mendaur ulang karbon ke atmosfer
sebagai CO₂,
meskipun api dapat mengoksidasi bahan bahan organik seperti itu menjadi CO₂ jauh lebih cepat. Akan
tetapi beberapa proses dapat mengeluarkan karbon dari siklus jangka pendeknya
selama jutaan tahun; dalam beberapa lingkungan, detritus terakumulasi jauh
lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan detrivora merombak detritus. Dalam
kondisi tertentu, deposit tersebut membentuk batu bara dan minyak bumi yang
menjadi terkunci sebagai nutrien organik yang tidak tersedia (Mitchell : 397).
Gambar Siklus Karbon (Essensials Of Biology)
4
Siklus
air
Meskipun hanya sebagian kecil air di bumi yang
terdapat pada materi hidup, air sangat penting bagi organisme hidup. Selain
kontribusi air secara langsung bagi kelestarian hidup lingkungan. Pergerakannya
di dalam dan antar ekosistem juga mentransfer zat-zat lain dalam beberapa
siklus biogeokimia. Siklus air digerakkan oleh energi matahari, dan sebagian
besar terjadi di antara lautan dan atmosfer melalui penguapan (evaporasi) dan
curah hujan (presipitasi). Jumlah air yang menguap dari lautan melebihi
presipitasi di atas lautan, dan kelebihan uap air dipindahkan oleh angin ke
daratan. Di atas permukaan daratan, presipitasi melebihi evaporasi dan
transpirasi yaitu hilangnya air melalui evaporasi pada tumbuhan. Aliran
permukaan dan air tanah dari darat akan menyeimbangkan aliran bersih uap air
dari lautan ke daratan. Siklus air berbeda dari siklus lainnya karena sebagian
besar aliran air melalui ekosistem
terjadi melalui proses fisik, bukan proses kimia; selam evaporasi, transpirasi
dan presipitasi, air mempertahankan bentuknya sebagai H₂O. suatu pengecualian
yang penting secara ekologis (meskipun tidak secara kuantittif) adalah
perubahan air secara kimia selama proses fotosintesis (Mitchell : 396-397).
2.5 Piramida Ekologi
Stuktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam
bentuk piramida ekologi. Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida
jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi (Elton, 1972) (Leksono: 175).
1.
Piramida Jumlah
Organisme
dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam piramida jumlah
spesies. Pada ekosistem hutan hujan
tropis, organisme ditingkat trofik pertama ( produsen) biasanya lebih
sedikit daripada herbivora (konsumen tingkat I). Pada ekosistem padang rumput
organisme di tingkat trofik pertama (produsen) paling melimpah, sedangkan
organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya semakin berkurang
(Leksono: 175).
2.
Piramida Biomassa
Sering kali piramida jumlah yang
sedrhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem.
Penggambaran yang lebih realistis dapat disajikan dengan piramida biomassa.
Biomassa adalah ukuran berat materi hidup diwaktu tertentu. Untuk mengukur
biomassa pada setiap tingkat trofik maka rata-rata bert organisme di setiap
tingkat harus diukur kemudian baru jumlah organisme ditiaptingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan pepaduan massa seluruh organisme di habitat,biasanya hanya
diambil sedikit sampel dan diukur kemudian total seluruh biomassa dihitung.
Dengan pengukuran seperti ini akan diperoleh informasi yanglebih akurat tentang
apa yang terjadi pada ekosistem (Leksono: 176).
3.
Piramida Energi
Sering kali piramida biomassa tidak
selalu member informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lai
dengan piramida energy yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam
waktu yang lama. Piramida energy mampu memberikan gambaran paling akurat
tentang aliran energy dalam ekosistem.
Pada piramida energy terjadi
penurunan sejumlah energy berturut-turut yang tersedia ditiap tingkat trofik.
Berkurangnya energy yang terjadi disetiap trofik terjadi karena hal-hal berikut
:
1. Hanya
sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trfik selanjutnya.
2. Beberapa
makanan yang dimakan tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai sampah.
3. Hanya
sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme, sedangka
sisanya digunakan sebagai sumber energy (Leksono: 176).
Gambar 2.5.1 Piramida Ekologi
Hilangnya
energi secara multiplikatif dari suatu unsur rantai makanan dapat digambarkan
sebagai diagram piramida produktivitas
(pyramid of productivity), dimana tingkat
trofik ditumpuk dalam balok-balok, dengan produsen primer sebagai dasar
piramida itu. Ukuran setiap balok itu sebanding dengan produktivitas
masing-masing tingkat trofik (per satuan waktu). Piramida produktivitas
berbentuk khusus yaitu sangat berat dibagian dasar karena efisiensi ekologis
yang rendah.
2.6
Suksesi
Ekologi
Suksesi ekologi adalah proses
perubahan komunitas yang disebabkan tumbuh dan berkembannya spesies baru
seiring waktu.Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, dan pada umunya
perubahan dapat diramalkan, yakni dalam hal kekayaan dan komposisi spesies yang
ada di suatu tempat.Perubahan-perubahan ini dapat juga mengubah populasi yang
mebentuk komunitas (Leksono :143).
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi, yakni primer
dan sekunder (Leksono :143).
1.
Suksesi
Primer
Didalam suksesi
primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan sama
sekaliseperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi.
Contohnya di daerah bekas letusan gunung krakatau mula-mula muncul tumbuhan
pioner berupa lumut kerak serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran
matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukanpada
daerah permukaan lahan sehingga terbentuk tanah seerhana. Bila tumbuhan
perintis mati akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karena
aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukanlahan membentuk tanah yang
lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini biji yang datang dari luar
daerah dapat tumbuh subur, kemudian rumput yang tahan kekeringan akan tumbuh.
Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tumbuhan pioner
dengan menaunginya. Kondisi seperti itu tidak menyebabkan pioner tumbuh subur
justru sebaliknya.Sementara itu rumput belukar dan akarnya yang kuat terus
mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur
sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal.Kemudian semak tumbuh dan menaungi
rumput dan belukar hingga terjadilah kompetisi.Lama-kelamaan semak menjadi
dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah
hutan.Saat itulah ekosistem disebut mencapai keseimbangan atau dikatan
komunitas mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga
tidak banyak mengubah komunitas itu (Leksono : 143-144).
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi setelah
komunitas yang ada mengalami gangguan yang besar, contohnyasebuah komunitas
klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan, banjir, gelombang
tsunami, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan
pembakaran padang rumput dengan sengaja namun gangguan tersebut tidak merusak
total organisme sehingga substrat lama dan benih-benih tumbuhan lama masih ada.
Komunitas padang rumput dan bunga liar aakan tumbuh pertama kali. Selanjutnya
diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir pohom-pohonan baru muncul kembali
dan wilayah tersebut akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali
( Leksono :144).
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dan pembahasan di atas kami
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
·
Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan antara organisme dan lingkungan.
·
Ruang lingkup ekologi dimulai dari
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
·
Ekosistem
adalah suatu kondisi hubungan interaksi (timbal balik) atau interdepensi
(saling ketergantungan) baik di dalam lingkungan biotik (komunitas) maupun
antara komunitas dan lingkungan abiotiknya (fisik dan kimiawi) pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Secara umum, komponen ekosistem terbagi atas
dua kelompok yakni biotik dan juga abiotik.
·
Aliran
Energi adalah transfer energi dari produsen ke konsumen melalui rantai makan. Daur
materi/ siklus biokimia terdiri atas: Siklus Nitrogen (N2), Siklus Fosfor, dan Siklus Karbon dan Oksigen.Piramida ekologi terbagi atas: Piramida jumlah individu, Piramida biomassa, dan Piramida energi.
·
Suksesi yaitu proses perubahan dalam
komunitas yang berlangsung ke satu arah secara teratur. Dilihat dari perbedaan
kondisi habitat dan pada awal proses suksesi itu terjadi, maka suksesi dibagi
menjadi: Suksesi primer dan Suksesi
sekunder.
3.2 Saran
Kita sebagai makluk yang berakal ,
individu berilmu wajib memelihara keseimbangan ekosistem karena sebagian besar
kerusakan lingkungan berasal dari manusia.
Dengan melestarikan ekosistem-ekosistem di
lingkungan sangat berguna untuk masa depan kita .Sebaiknya dari sekarang anak-anak mulai diajarkan tentang likungan agar mereka bisa menjaga
dan mencintai lingkungannya sejak dini.
DAFTAR
PUSTAKA
Reece, Campbell. dkk. 2002. Biologi Edisi kedelapan jilid 3. Jakarta:
Erlangga
Mitchell, Campbell. dkk. 2002. Biologi Edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga
Leksono Amin Setyo,
M.Si.,Ph.D.2007.Ekologi.Malang:
Bayumedia Publishing
Essensials of Biology
Tidak ada komentar:
Posting Komentar