Selasa, 04 Maret 2014

Pendahuluan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Istilah Biologi lahir pada zaman peradaban Yunani, bios artinya hidup, sedangkan logos artinya ilmu. Jadi, pengertian Biologi merupakan ilmu tentang kehidupan, yang sudah berakar dari dalam diri manusia. Pengetahuan tentang kehidupan mulai dibicarakan sejak manusia banyak manghadapi masalah, salah satu di antaranya adalah penyakit.
Objek yang dipelajari dalam ilmu biologi adalah makhluk hidup. Dengan mempelajari kehidupan, dapat terdorong masuk ke dalam laboratorium guna mengamati lebih dekat lagi bentuk-bentuk kehidupan yang disebut organisme. Dengan ilmu Biologi kita dapat mengetahui tentang makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.

1.2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.      Bagaimana hubungan biologi dengan ilmu lain?
2.      Bagaimana menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah ?
3.      Apa masalah-masalah biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya ?
           
1.3.      Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup hanya dibatasi pada masalah apa manfaat hubungan biologi dengan ilmu lain, bagaimana langkah-langkah metode ilmiah yang dilakukan oleh para ahli biologi, bagaimana cara mengaplikasikan metode oleh para ahli biologi, apa saja contoh masalah biologi dalam kehidupan.


1.4.      Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan tujuan yang dicapai adalah sebagai berikut:
1.    Menerangkan hubungan biologi dengan ilmu lain.
2.    Menerangkan dan mengaplikasikan cara-cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah.
3.Menjelaskan masalah-masalah biologi dalam kehidupan dan alternatif
pemecahannya.

1.5. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kualitatif. Hal tersebut dikarenakan tidak mengadakan penelitian secara langsung, melainkan hanya melalui beragam sumber di internet.

           

















BAB II
HUBUNGAN BIOLOGI DENGAN ILMU LAIN

2.1.      Kedudukan dan Misi Biologi

Biologi merupakan cabang ilmu pengahuan alam (IPA), bersama-sama dengan Fisika dan Kimia. Sebagai cabang IPA keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain. Misalnya dengan Kimia (Biokimia), dengan Fisika (Biofisika), dengan Geologi (Palaentologi) dan lain-lain.

Biologi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kimia.Buktinya ada ilmu yg bernama biokimia.salah satu contoh contoh hubungan kimia dan biologi adalah pada proses fotosintensis. Biologi mempelajari tentang fotosintesis, sedangkan fotosintesis terjadi jika ada zat-zat kimia yang diperlukan.Contoh zat-zat kimia yang diperlukan adalah air, klorofil, dan karbondioksida. Hasil dari fotosintesis pun juga berupa zat-zat kimia yaitu glukosa dan oksigen. Sewaktu makhluk hidup melakukan proses biologi pasti menghasilkan zat-zat kimia.

Fisika dan biologi merupakan dua dari sekian banyak ilmu pengetahuan alam yang ada.Penyatuan dua cabang ilmu ini menghasilkan cabang ilmu biofisika, dan fisika medis.Biofisika mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang fisika terhadap dunia biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya).Sebagai contoh, penggunaan radiasi gamma dan emisi positron sebagai penghambat sel kanker dan pelacak bagian tubuh yang digerogoti kanker.

1.      Secara garis besar, biologi dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu:Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan hewan di alam semesta ini.
2.      Botani, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan di alam semesta ini.

Ada berbagai cabang ilmu biologi, yaitu :
1.      Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.
2.      Morfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup.
3.      Sitologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi sel.
4.      Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan mikroorganisme.
5.      Fisiologi : Ilmu yang mempelajari sifat faal dan cara kerja dari tubuh suatu organisme.
6.      Taksonomi : Ilmu yang mempelajari klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup.
7.      Evolusi : Ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan serta hubungan kekerabatan jenis makhluk hidup.
8.      Embriologi : Ilmu yang mempelajari perkembangan suatu organisme, mulaidari zigot sampai menjadi dewasa.
9.      Genetika : Ilmu yang mempelajari cara menurunnya sifat pada makhluk hidup.
10.  Patologi : ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk penyakit.

 













2.2.      Menerangkan dan mengaplikasikan cara – cara ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah
a)      Observasi
Pengamatan terhadap objek. Observasi harus di dasarkan pada sebuah teori.
b)      Rumusan masalah
Bagi siswa atau peneliti pemula, merumuskan masalah penelitian merupakan langkah paling sulit. Penelitian eksperimen perlu memiliki rumusan masalah, sedangkan penelitian pengamatan harus memiliki pertanyaan penelitian. Berikut adalah panduan yang dapat digunakan
Rumusan masalah untuk penelitian eksperimen :
1.      Rumusan masalah harus mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
2.      Rumusan masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda, umumnya dalam bentuk pertanyaan.
3.      Rumusan masalah itu harus dijawab dengan pengamatan, yaitu rumusan masalah tersebut memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab masalah tersebut.
Pertanyaan penelitian untuk penelitian pengamatan :
1.      Pertanyaan penelitian harus mempertanyakan karakteristik variabel gejala atau objek yang diamati.
2.      Pertanyaan penelitian harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3.      Pernyataan penelitian harus dapat dijawab secara empirik atau dengan pengamatan, yaitu pertanyaan penelitian itu memungkinkan untuk mengumpulkan data yang menjawab pertanyaan tersebut.
Contoh : mengapa tanaman tumbuh kearah sinar matahari ?

c)      Perumusan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan.Hipotesis disusun berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka, sehingga bersifat teoritis. Hipotesis itulah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui data yang akan didapat. Contoh : Pertumbuhan tanaman dipengaruhi cahaya.
d)     Uji eksperimen
Eksperimen dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis.Biasanya, percobaan dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar.Contoh : sepuluh tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tanaman tersebut.
e)      Penarikan kesimpulan
Setelah dilakukan beberapa percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya.











2.3 Masalah –masalah Biologi dan Alternatif  Pemecahannnya
Masalah biologi dapat  terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma. Contoh pada tingkat  organ seperti kanker kulit,  patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir punahnya badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll.
Pemecahan Masalah Secara Analitis dan Kreatif
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya.Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari.Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam banyak organisasi, mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para manajer. Untuk itulah sulit untuk dapat diterima bila seorang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi seorang manajer (Whetten & Cameron, 2002).
Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau informasi yang akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang muncul dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, & Weirdsma, 1998).Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik.Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002).Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal.Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui dua metode yang berbeda, yaitu analitis dan kreatif. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemecahan masalah secara analitis dan kreatif, serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya, maka pada bagian berikut, saya akan menjelaskan secara singkat hal tersebut di atas.
Metode penyelesaian masalah secara analitis merupakan pendekatan yang cukup terkenal dan digunakan oleh banyak perusahaan, serta menjadi inti dari gerakan peningkatan kualitas (quality improvement).Secara luas dapat diterima bahwa untuk meningkatan kualitas individu dan organisasi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan menerapkan metode pemecahan masalah secara analitis (Juran, 1988; Ichikawa, 1986; Riley, 1998). Banyak organisasi besar (misalnya : Ford Motor Company, General Electric, Dana) menghabiskan jutaan Dolar untuk mendidik para manajer mereka tentang metode pemecahan masalah ini sebagai bagian dari proses peningkatan kualitas yang ada di organisasi mereka (Whetten & Cameron, 2002). Pelatihan ini penting agar para manajer dapat berfungsi efektif, yang salah satu cirinya adalah pada kemampuannya untuk memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Hunsaker (2005) yang menyatakan bahwa manajer yang efektif, seperti halnya Pemimpin Eksekutif Porsche, Wendelin Wiedeking, mengetahui cara mengumpulkan dan mengevaluasi informasi yang dapat menerangkan tentang masalah yang terjadi, mengetahui manfaatnya bila kita memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan masalah, dan memberikan bobot kepada semua implikasi yang dapat terjadi dari sebuah rencana, sebelum menerapkan rencana yang bersangkutan.
A. Definisikan Masalah
Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan masalah yang terjadi.Pada tahap ini, kita perlu melakukan diagnosis terhadap sebuah situasi, peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang manajer yang mempunyai masalah dengan staf-nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada waktu yang telah ditentukan. Masalah ini bisa terjadi karena, cara kerja yang lambat dari staf yang bersangkutan. Cara kerja yang lambat, bisa saja hanya sebuah gejala dari permasalahan yang lebih mendasar lagi, seperti misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah, kurangnya pelatihan atau kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada. Agar kita dapat memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:
  • Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.
  • Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
  • Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
  • Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.
B. Alternatif Pemecahan Masalah.
Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah.Pada tahap ini, kita diharapkan dapat menunda untuk memilih hanya satu solusi, sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam kaitannya dengan pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999) mendukung pandangan bahwa kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik bila mempertimbangkan berbagai alternatif (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang baik:
·         Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka.
·         Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan kelompok.
·         Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.
·         Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.
·         Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya. Contoh : Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena dampak diberikan paket kompensasi yang menarik.
·         Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.
C. Evaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah
Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia. Dalam tahap ini , kita perlu berhati-hati dalam memberikan bobot terhadap keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada, sebelum membuat pilihan akhir. Seorang yang terampil dalam melakukan pemecahan masalah, akan memastikan bahwa dalam memilih alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan:
·         Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.
·         Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
·         Tingkat kemungkinan penerapannya.
·         Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada di dalam organisasi; misalnya budget, kebijakan perusahaan, dll.
Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah yang baik:
·         Alternatif-alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang memuaskan.
·         penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan.
·         Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
·         Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung
·         Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.
D. Terapkan Solusi dan Tindak- Lanjuti
Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil.Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena dampak dari penerapan tersebut.Hampir pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara hati-hati memilih strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan terhadap solusi pemecahan masalah oleh orang-orang yang terkena dampak dan kemungkinan penerapan sepenuhnya dari solusi yang bersangkutan (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif:
·         Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
·         Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi "sedikit-demi sedikit" dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
·         Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan , sehingga terjadi proses pertukaran informasi.
·         Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen.
·         Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur.



BAB III
PENUTUP

 3.1      Kesimpulan
1.      Kedudukan dan misi biologi serta hubungan ilmu biologi dengan ilmu lain yaitu sebagai cabang IPA yang keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain. Misalnya dengan kimia (Biokimia) , dengan fisika (Biofisika) , dengan geologi (Palaentologi).
2.      Para ahli biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah, metode ilmiah tersebut yaitu : perumusan masalah – penyusunan hipotesis – eksperimen – penarikan simpulan
3.      Masalah biologi dan alternatif pemecahannya antara lain :
1.   Masalah biologi dapat  terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma. Contoh pada tingkat  organ seperti kanker kulit,  patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir punahnya badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll.
2. salah satu cara pemecahan masalah adalah dengan metode analitis, langkah-langkah dalam metode analitis adlah : Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan masalah yang terjadi, Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah, Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia, Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah







3.2       Saran
Saran kami adalah, sebaiknya sebelum bekerja pada bidang biologi seseorang harus belajar tentang ilmu lain yang berhubungan dengan biologi. Kemudian harus menerapkan metode ilmiah sesuai dengan apa yang dilakukan para ahli biologi agar permasalahan biologi dapat dipecahkan.


























DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2010. Dasar-dasar Biologi Umum. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.
Campbell. N, A., Reece, J.B., dan Mitchell, L. G, 2003.Biologi Jilid 1
                (Terjemahan Wasmen Manalu). Erlangga. Jakarta.
Noorhidayati., 2010.Bahan Ajar Biologi Umum.
Sutanto, A., Triyono, A., Suryono, B.C., Purjiyanta, E., dan Subagiya, 2007. Ipa Terpadu. Erlangga. Jakarta.
Srikini.Dkk, 2004.Buku Penuntun Biologi jilid 1. Erlangga Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar