IX. PENGANTAR EVOLUSI
I.
IDENTITAS
A. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami teori-teori asal-usul
kehidupan dan mekanisme evolusi
organisme.
B.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu :
1.
Menjelaskan genetika sebagai dasar
evolusi.
2.
Menjelaskan beberapa teori evolusi .
3.
Mendeskripsikan bukti-bukti adanya
evolusi.
4.
Menjelaskan mekanisme evolusi pada suatu
populasi.
5.
Menjelaskan pengertian spesies.
6.
Menjelaskan asal-usul spesies suatu
organisme.
C.
Indikator Keberhasilan Perkuliahan
Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan genetika sebagai dasar
evolusi.
2. Menjelaskan beberapa teori evolusi .
3. Mendeskripsikan bukti-bukti adanya
evolusi.
4. Menjelaskan mekanisme evolusi pada
suatu populasi.
5. Menjelaskan pengertian spesies.
6. Menjelaskan asal-usul spesies suatu
organisme.
II.
MATERI
POKOK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini membahas tentang salah satu
kajian biologi yaitu evolusi. Evolusi merupakan salah satu kajian biologi yang menimbulkan teka teki
yang perlu di ungkap, selain itu ada juga yang menyebutkan evolusi merupakan
teori dan ada pula yang menyebutkan evolusi adalah fakta. Hal ini sangat
menarik untuk dikaji. Evolusi terjadi di level populasi. Populasi merupakan
sekumpulan individu yang menempati habitat tertentu. Pada individu dalam
populasi yang mengalami evolusi tentu disebakan oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut diantaranya terjadi mutasi gen dalam populasi, sehingga menyebabkan
frekuensi gen dalam populasi mengalami perubahan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Pada
penyusunan makalah ini, kami mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
genetika digunakan sebagai dasar evolusi ?
2. Bukti-bukti
adanya evolusi ?
3. Bagaimana
mekanisme evolusi pada suatu populasi ?
4. Darimanakah asal-usul suatu spesies ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari peulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Memberikan
penjelasan tentang genetika sebagai dasar evolusi.
2. Memberikan
penjelasan tentang bukti-bukti adanya evolusi.
3. Memberikan
penjelasan tentang mekanisme suatu evolusi pada suatu populasi.
4. Memberikan
penjelasan tentang asal-usul suatu spesies.
1.4 METODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah
ini kami mengunakan metode diskriptif dan kepustakaan yakni membaca berbagai
sumber buku dan internet yang telah disesuaikan dengan pokok bahasan. Kami menggunakan kedua metode tersebut agar isi makalah
ini bisa lebih lengkap dan jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GENETIKA SEBAGAI
DASAR EVOLUSI
A. Dasar Evolusi Genetika
Evolusi organisme terjadi melalui
perubahan pada sifat-sifat yang terwariskan. Warna mata pada manusia, sebagai
contohnya, merupakan sifat-sifat yang terwariskan ini. Sifat terwariskan
dikontrol oleh gen dan keseluruhan gen dalam suatu genom organisme
yang disebut sebagai genotipe. Keseluruhan
sifat-sifat yang terpantau pada perilaku dan struktur organisme disebut sebagai
fenotipe.
Sifat-sifat terwariskan diwariskan
antar generasi melalui DNA, sebuah molekul yang dapat
menyimpan informasi
genetika. DNA merupakan sebuah polimer yang terdiri dari empat jenis
basa nukleotida. Urutan basa pada molekul DNA tertentu menentukan informasi
genetika. Bagian molekul DNA yang menentukan sebuah satuan fungsional disebut
gen. Gen yang berbeda mempunyai urutan basa yang berbeda. Dalam sel, untaian DNA
yang panjang berasosiasi dengan protein, membentuk struktur padat yang
disebut kromosom. Lokasi spesifik pada sebuah kromosom dikenal sebagai lokus. Jika urutan DNA pada sebuah lokus
bervariasi antar individu, bentuk berbeda pada urutan ini disebut sebagai alel.
Urutan DNA dapat berubah melalui mutasi, menghasilkan alel yang baru. Jika
mutasi terjadi pada gen, alel yang baru dapat memengaruhi sifat individu yang
dikontrol oleh gen, menyebabkan perubahan fenotipe organisme. Walaupun
demikian, manakala contoh ini menunjukkan bagaimana alel dan sifat bekerja pada
beberapa kasus, kebanyakan sifat lebih kompleks dan dikontrol oleh interaksi
banyak gen.
B. Variasi Genetika
Evolusi
terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.Variasi dalam suatu
keturunan terjadi karena dua sebab utama, yaitu adanya mutasi gen dan adanya
rekombinasi gen-gen dalam suatu keturunan. ( Bahan Ajar, 2009 : 92-93)
2.2
TEORI EVOLUSI
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara
bertahap dan membutuhkan waktu yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi
bentuk yang lebih kompleks. Diperlukan waktu jutaan tahun agar perubahan
tersebut nampak lebih jelas. Berbagai macam teori evolusi yang dicetuskan
oleh berbagai tokoh, akan menjadi dasar pemikiran tentang evolusi selanjutnya.
1. Teori evolusi Jean Baptise Lamarck
Idenya mengenai evolusi, di tuangkan
di dalam buku berjudul "Philosophic zoologique". Dalam buku
tersebut, Lamarck mengungkapkan :
·
Alam
sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat yang diwariskan
·
Ciri-ciri/sifat
tersebut akan diwariskan kepada keturunannya
·
organ
yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan apabila tidak digunakan akan
mengalami kemunduran bahkan hilang.
Contoh : Lamacrk berpendapat bahwa
dahulu, jerapah memiliki leher yang pendek. Bagi keturunan jerapah yang dapat
beradaptasi baik dengan lingkungan (dapat mengambil makanan di pohon yang
tinggi), leher jerapah akan berkembang menjadi lebih panjang. Jerapah
yang telah beradaptasi menjadi leher panjang tersebut, akan mewariskan
sifat-sifat kepada keturunannya. Namun sebaliknya, bagi keturunan jerapah yang
tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan, maka ia akan mengalami
kemunduran. Dia berpendapat bahwa perubahan
makhluk hidup di karenakan beradaptasi dengan lingkungannya untuk bertahan
hidup. (Cambell Reece-Mitchell edisi 5 jilid 2 ; 8).
Teori Lamarck ditentang
oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher
pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi
untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang
akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada
keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan
mengalami kepunahan. Agar lebih jelas mengenai perbandingan dua teori ini,
dapat Anda perhatikan Gambar 1.1
Gambar 2.1.1 Teori
jerapah berleher panjang menurut Lamarck dan Erasmus Darwin
2. Teori evolusi Charles Darwin
Charles Darwin juga menerbitkan buku
mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul "on the ofiginof
species by means of natural selection" atau "the preservation of
favored races in the struggle for life". Dia berpendapat bahwa spesies tidak diciptakan dalam bentuknya yang sekarang
ini, tetapi berevolusi dari spesies nenek moyangnya. beliau juga mengemukakan
suatu mekanisme untuk evolusi yang ia sebut seleksi alam (natural selection). (Cambell
Reece-Mitchell edisi 5 jilid 2 ; 5).
Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat :
·
Yang
menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi lingkungan, melainkan
karena seleksi alam dan seksual
·
Seleksi
alam berupa "pertarungan" dalam kehidupan, yang kuat akan terus hidup
·
Setiap
populasi berkecenderungan untuk tumbuh banyak karena proses bereproduksi
·
Untuk
berkembang biak, diperlukan adanya makanan dan ruang yang cukup
·
Bertambahnya
suatu populasi tidak berjalan terus-menerus
3. Teori evolusi menurut
Al-Qur’an
Sesungguhnya
manusia di ciptakan dari ruh-ruh (ciptaan)-Nya. Allah -Ta’ala-’ berfirman,
Allah membentuknya sesuai bentuk yang dikehendaki oleh Allah, dan meniupkan ruh
padanya. Sesuai Q.S Al-Hijr : 28-29 :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
(QS.Al-Hijr : 28-29)
2.3 BUKTI-BUKTI ADANYA EVOLUSI
Evolusi dapat dilihat dari dua segi
yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai
proses historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap
sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai
masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi
itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi. Berikut ini merupakan
bukti-bukti evolusi yang ada :
1.
Bukti dari paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang memepelajari tentang
fosil. Kita dapat mendefenisikan fosil sebagai setiap macam sisa organisme yang
hidup dalam geologi yang lampau.
Dalam
keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat diawetkan.
Misalnya bangkai (karkas) mamot yang beku, kadang-kadang di temukan ditemukan
di Siberia. Meskipun telah membeku selama 40.000 tahun, dagingnya masih cukup
baik untuk digunakan dalam studi biokimia.( Kimball. Mekanisme evolusi. Unit
empat)
2.
Bukti dari anatomi perbandingan
Organ
di sebut homolog apabila mempunyai
struktur dasar yang sama, hubungan yang sama pula dengan organ lainnya, dan
(ternyata pula) mempunyai tipe perkembangan embrionik yang sama.
Suatu
kelompok organ homolog yang patut mendapat perhatian khusus karena memberikan
bukti adanya evolusi ialah organ-organ homolog yang pada beberapa spesies tidak
jelas fungsinya. .
Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang
artinya nenek moyangnya mungkin sama.
tangan manusia berfungsi untuk
memegang adalah homolog dengan sirip depan paus yang digunakan untuk berenang,
atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan
kucing yang berguna untuk berjalan.
Lawan dari homolog adalah organ
yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya
sama tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan organ-organ tubuh
dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tetapi bentuk asalnya berbeda.(
Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)
3.
Bukti dari embriologi
Perkembangan
embrio semua vertebrata memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini
terlihat jelas pada waktu terjadi pembelahan mortogenesis dan tahap
diferensiasi awal. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama
vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang.
Gagasan bahwa perkembangan embrionik
kita mengulangi perkembangan embrionik moyang kita disebut rekapitulasi.
Ernest Haeckel menyatakan dalam hukum Rekapitulasi
yang dikemukakannya bahwa ontogeni suatu organisme merupakan
rekapitulasi (ulangan singkat) dari filogeni. Ontogeni adalah sejarah
perkembangan individu mulai zigot sampai dewasa. Filogeni adalah sejarah
perkembangan makhluk hidup dari bentuk sederhana sampai dengan bentuk yang
paling sempurna (evolusi). (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit
empat)
4.
Bukti dari biokimia perbandingan
Studi
anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi anatomi, demikian pula
studi biokimia dari macam-macam organisme telah mengungkapkan homologi
biokimia. Pada kenyataannya, persamaan biokimia organisme hidup adalah salah
satu ciri yang mencolok dari kehidupan.
Bila membandingkan makhluk hidup
pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung teori evolusi. Sebagai
contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau gorilla daripada dengan
anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat
kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing
tanah. (Kimball.
Mekanisme evolusi. Unit empat)
5.
Bukti dari struktur kromosom
Perbedaan-perbedaan
yang memisahkan satu spesies dari lainnya adalah dalam analisis terakhir, yaitu
genetika. Semakin dekat hubungan dua spesies, berdasarkan kriteria-kriteria
seperti organ-organ homolog, semakin mirip kariotipenya. Kariotipe simpanse dan
kariotipe orang utan praktis tak dapat dibedakan dan, kecuali jumlah
kromosomnya yang 48 berbeda dengan kromosom manusia yang berjumlah 46, sangat
mirip dengan kariotipe manusia. (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)
6.
Bukti dari keserupaan pelindung
Mungkin
tidak ada bukti evolusi yang lebih dramatik daripada menyebarkan melanisme industri. Kira-kira 10% dari
lebih 700 spesies ngengat besar yang terdapat di kepulauan Inggris mulai pada
akhir abad yang lalu warnanya menjadi gelap di daerah-daerah industri berat.
Perubahan ini disebut dengan melanisme industri. (Kimball. Mekanisme evolusi.
Unit empat)
7.
Bukti dari penyebaran geografik
Pada
tahun 1876, penyelidik alam Inggris Alfred Wallace mengemukakan bahwa
daerah-daerah benua di dunia dapat di bagi menjadi enam wilayah terpisah dari
wilayah utama berdasarkan populasi hewannya. (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit
empat)
Penyebaran
tumbuhan dan hewan di pulau-pulau samudra menunjang dengan kuat teori evolusi.
Pulau-pulau samudra (misalnya pulau-pulai hawai) adalah yang tidak pernah
berhubungan dengan salah satu dari wilayah benua wallace. Banyak pulau-pulau
itu timbul dari lautan di waktu relatif (secara geologis) meskipun demikian,
semua pulau-pulau tersebut mempunyai kekayaan dan keanekaragaman flora dan
fauna. (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)
8.
Bukti dari domestikasi
Dalam
dua abad terakhir ini, kita telah mengembangkan varietas atau jenis tanaman dan
hewan yang menghasilkan makanan lebih banyak dan lebih baik, atau dengan kata
lain lebih memenuhi tujuan kita. Sementara itu, dengan beberapa perkecualian,
kita tidak dapat menciptakan spesies baru dalam domestikasi ini, kita telah
menciptakan bentuk-bentuk yang sangat berbeda dari moyangnya. Keanekaragaman
anjing peliharaan yang luar biasa dari mulai cihuahua sampai saint bernand,
menunjukan kemampuan kita untuk mengubah spesies dengan cara perkawinan
selektif.( Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)
2.4 MEKANISME EVOLUSI PADA SUATU
POPULASI
a. Hanyutan
Genetik
Coba
lemparkan mata uang logam seribu kali, dan kalau Anda 700 kali memperoleh sisi
bergambar kepala dan 300 kali memperoleh sisi bergambar ekor, Anda akan sangat
curigaakan mata uang logam tersebut.
Lemparkan uang logam itu sepuluh kali, jika Anda tujuh kali memperoleh sisi
bergambar kepala dan tiga kali memperoleh sisi bergambar ekor, Anda masih bias
menerimanya. Semakin kecil ukuran sampel, maka semakin besar peluang
penyimpangan dari hasil yang diharapkan akan diperoleh gambar kepala dan ekor
dalam jumlah yang sama, dalam kasus pelemparan uang logam ini.
Ketidakseimbangan hasil ini pada sampel yang kecil dikenal sebagai kesalahan
dalam pengambilan sampel dan hal tersebut merupakan suatu factor penting dalam
genetika populasi berukuran kecil dari suatu organism. Jika satu generasi baru
memperoleh alelnya secara acak, maka semakin besar jumlah sampel, semakin baik
kumpulan gen generasi sebelumnya akan terwakili. Jika populasi suatu organisme
berukuran kecil, kumpulan gennya yang ada saat ini mungkin tidak terwakili
secara tepat pada generasi berikutnya karena kesalahn dalam pengambilan sampel.
Mikroevolusi
yang disebabkan oleh hanyutan genetika, yaitu perubahan dalam kumpulan gen
suatu populasi keci akibat kejadian acak. Hany factor keberuntunagn saja ynag
mengakibatkan acak dapat memperbaiki daya adaptasi populasi itu kelingkungan.
Secara ideal, suatu populasi harus tak
terhingga besarnya supaya dapat mngesampingkan hanyutan genetika sepenuhnya
sebagai suatu agen evolusi. Meskipun hal itu tidak mungkin, banyak populasi
berukuran begitu besar sehingga pergeseran genetik bisa diabaikan. Namun
demikian, beberapa populasi berukuran cukup kecil sehingga memungkinkan
terjadinya hanyutan genetic yang bermakna. (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit
empat. 26)
b. Aliran
Gen
Kesetimbangan Hardy-Weinberg
mensyaratkankumpulan gen berada dalam suatu sestem tertutup, namun sebagian
besar populasi tidak terisolasi secara sempurna. Suatu populasi bisa
mendapatkan atau kehilangan suatu alel dari peristiwa aliran gen, yaitu
pertukaran genetic akibat migrasi individu yang subur atau perpindahan gamet
antar populasi. Sebagai contoh, suatu populasi yang dekat dengan populasi bunga
liar rekaan kita sepenuhnya terdiri dari individu tumbuhan berbunga putih (aa).
Angin badai mungkin meniup serbuk sari dari populasi aa ke populasi bunga liar
kita dan frekuensi alel dapat berubah pada generasi berikutnya.
Aliran gen cenderung mengurangi
perbedaan antar populasi yang telah terakumulasiakinat seleksi alam atau
hanyutan genetic. Jika hal itu terjadi cukup luas, aliran gen akhirnyadapat
menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah populasi tunggal dengan
struktur genetic yang sama. Ketika manusia mulai mampu menjelajahi dunia dengan
bebas, aliran gen tidak diragukan lagi menjadi suatu pengantar perubahan
mikroevolusi yang penting dalam populasi yang sebelumnya mungkin sangat
terisolir (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat. 27)
c. Seleksi
Alam
Kesetimbangan Hardy-Weinberg
mensyaratkan semua individu dalam suatu populasi memiliki kemampuan yang sama
untuk bertahan hidup dan menghasilka keturunan yang dapat hidupdan subur.
Keadaan tersebut barangkali tidak pernah sepenuhnya dipenuhi. Populasi terdiri
dari individu yang bervariasi dan rata-rata, beberapa varian menghasilkan lebih
banyak keturunan dibandingkan dengan yang lain. Keberhasilan yang berbeda dalam
reproduksi ini adalah seleksi alam. Seleksi mengakibatkan alel diturunkan ke
generasi berikutnya dalam jumlah yang tidak proposional dengan frekuensi relatifnya
pada generasi saat ini. Sebagai contoh, dalam populasi bunga liar rekaan kita,
tumbuhan dengan bung merah muda (genotip AA atau Aa) untuk beberapa alasan
rata-rata dapat mnghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan dengan tumbuhan
yang mempunyai bunga putih (aa), barangkali bunga putih lebih jelas terlihat
bagi serangga pemakan tumbuhan yang memakan bunga itu. Keadaan tersbut akan
mengganggu kesetimbangan Hardy-Weinberg, frekuensi A akan meningkat daa
frekuensi alel a akan menurun dalam kumpulan gen.
Dalam semua agen mikroevolusi yang
mngubah kumpulangen, hanya seleksilah yang mungkin bisa mnyesuaikan suatu
populasi dengan lingkungannya. Seleksi alam mengakumulasi dan mempertahankan
genotype yang menguntungkan dalam suatu populsai. Jika lingkungan itu harus
berubah, sleksi akan merspon dengan menguntungkan genotype yang beradptasi
dengan kondisi yang baru. Akan tetapi, derajat adptasi hanya dapat diperluas
dalam ruang lingkup keanekaragaman genetic yang terdapat dalam populasi
tersebut (Kimball. Meknisme evolusi. 29)
2.5
SPESIES DAN ASAL USULNYA
A. Pengertian
Spesies
Spesies dalam
bahasa latin berarti “jenis” atau “penampakan”. Menurut Waluyo (2005), spesies
adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat
mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil dan
bervitalitas sama dengan induknya. Spesies
atau jenis adalah suatu takson yang dipakai
dalam taksonomi
untuk menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang
serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling
membagi gen) namun
tidak dapat saling membuahi dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota
dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang fertil tanpa hambatan reproduktif.
Spesies, jika disebut dalam nama ilmiah, disingkat dengan sp. (Contoh Phalaenopsis sp.
— berarti "sejenis Phalaenopsis", jika jamak disingkat dengan spp.). Campbell (2003) mengemukakan
ada beberapa konsep spesies antara lain:
a.
Konsep
spesies biologis
mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu populasi atau kelompok populasi yang
anggota-anggotanya memiliki kemampuan untuk saling mengawini satu sama lain di
alam dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup dan fertil jika kawin dengan
spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi adalah unit populasi
terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara
genetik dari populasi lain semacamnya. Anggota suatu spesies biologis
dipersatukan oleh ciri kesesuaian ciri reproduksi. Semua manusia termasuk ke
dalam spesies biologis yang sama. Sebaliknya manusia dan simpanse tetap
merupakan spesies biologis yang sangat jelas berbeda meskipun hidup di wilayah
yang sama karena kedua spesies itu tidak dapat saling mengawini. ( Campbell,dkk
, 2003 : 45 )
b.
Konsep
spesies morfologis didasarkan pada pengamatan struktur yang ada dalam
tubuh yang memungkinkan perbandingan antara berbagai jenis organisasi
struktural organisme, yaitu anatomi perbandingan. Konsep ini menekankan perbedaan
anatomi yang dapat terukur antar spesies yang sebagian besar telah
dikelompokkan menjadi spesies terpisah berdasarkan kriteria morfologi. (
Campbell,dkk , 2003 : 45 )
c.
Konsep
spesies pengenalan menekankan
pada adaptasi perkawinan yang telah tetap dalam suatu populasi. Menurut konsep
ini suatu spesies didefinisikan oleh suatu kumpulan sikap dan ciri unik yang
memaksimalkan keberhasilan perkawinan ciri molekuler morfologis perilaku yang
memungkinkan individu untuk mengenali pasangan kawinnya. Konsep ini cenderung
berfokus pada sifat dan ciri yang dipengaruhi oleh seleksi alam dan terbatas
hanya pada spesies yang bereproduksi secara seksual. ( Campbell,dkk , 2003 : 45
)
d.
Konsep
spesies kohesi
berfokus pada mekanisme yang mempertahankan spesiesnya sebagai bentuk fenotip
tersendiri. Tergantung pada spesies, mekanisme ini meliputi sawar reproduktif
seleksi penstabilan dan tautan antara kumpulan gen yang membuat zigot
berkembang menjadi organisme dewasa dengan ciri khas yang spesifik. Konsep ini
dapat diterapkan pada organisme yang bereproduksi secara aseksual. Konsep ini
juga mengakui bahwa perkawinan silang diantara beberapa spesies menghasilkan
keturunan hibrida yang fertil dan terkadang hibrida itu berhasil kawin dengan
salah satu spesies induknya. Konsep ini menekankan pada adaptasi yang
mempertahankan spesies tetua tetap utuh meskipun ada sedikit aliran gen
diantara mereka. Konsep ini dapat digunakan pada setiap kasus yang melibatkan
hibridisasi.
( Campbell,dkk , 2003 : 45 )
e.
Konsep
spesies ekologis
mendefinisikan spesies pada tempat dimana mereka hidup dan apa yang mereka
lakukan dan bukan dari penampakan mereka. Suatu spesies ekologis didefinisikan
oleh peranan unik yang dimainkannya atau posisi dan fungsi spesifiknya dalam
lingkungan. Contohnya dua populasi hewan yang tampak identik dapat dikatakan
merupakan dua spesies ekologis yang berbeda jika masing-masing hanya ditemukan
dalam jenis lingkungan spesifik (misalnya kolam air tawar dengan kumpulan
keadaan kimia, biologi, dan fisik yang khas). ( Campbell,dkk , 2003 : 45 )
f.
Konsep
spesies evolusioner mendefinisikan
suatu spesies sebagai suatu urutan populasi tetua dan keturunannya yang
berkembang secara bebas dari kelompok lain. Masing-masing spesies evolusioner
memiliki peranan yang unik dan terpisah dalam lingkungan, setiap peran tertentu
melibatkan sekumpulan kekuatan seleksi alam yang spesifik (tekanan selektif).
Dengan demikian populasi yang membentuk suatu spesies dipengaruhi dan disatukan
oleh sekumpulan tekanan selektif yang unik.
( Campbell,dkk , 2003 : 45 )
Tabel
Perbandingan Enam Konsep Spesies :
Konsep spesies
|
Keterangan
|
Konsep spesies biologis
|
Menekankan isolasi reproduktif, yaitu kemampuan anggota
suatu spesies untuk saling mengawini satu sama lain, tetapi tidak dengan
anggota spesies yang lain. ( Campbell,dkk , 2003 : 41 )
|
Konsep spesies morfologis
|
Menekankan
perbedaan anatomi yang dapat terukur antar spesies. Sebagian besar spesies
yang diidentifikasi oleh para ahli taksonomi telah dikelompokkan menjadi
spesies terpisah berdasarkan kriteria morfologi. ( Campbell,dkk , 2003 : 45 )
|
Konsep spesies pengenalan
|
Menekankan proses adaptasi perkawinan yang telah mantap
dalam suatu populasi karena individu ”mengenali” ciri-ciri tertentu dari
pasangan kawin yang sesuai.
( Campbell,dkk , 2003 : 45 )
|
Konsep spesies kohesi
|
Menekankan
kohesi fenotipe sebagai dasar penyatuan spesies, dengan masing-masing spesies
ditentukan oleh kompleks gennya yang terpadu dan kumpulan adaptasinya. (
Campbell,dkk , 2003 : 45 )
|
Konsep spesies ekologi
|
Menekankan peranan spesies (niche/relung), posisi dan
fungsinya dalam lingkungan. ( Campbell,dkk , 2003 : 45 )
|
Konsep spesies evolusioner
|
Menekankan
pada garis keturunan evolusi dan peranan ekologis. ( Campbell,dkk , 2003 :
45 )
|
Sumber : Campbell,dkk , edisi kelima – jilid 2 ( 2003 : 46 )
Adapun spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda
dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung
cepat, dapat pula berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi
terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu
lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing
mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu
yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi
spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan
keturunan fertil. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh
adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. ( Waluyo, 2005 )
Model spesiasi
dalam tingkat populasi yaitu : Spesiasi
Alopatrik ( Allopatric Speciation), Spesiasi parapatrik/ Semi geografik dan Spesiasi Simpatrik ( Widodo, 2003
: 55 )
B. Asal
– usul spesies suatu organism
Kehidupan dimulai sangat dini dalam sejarah
Bumi, dan organism pertama itu merupakan nenek moyang bagi keleidoskop keanekaragaman
biologis yang kita lihat saat ini. Organisme yang paling kita kenal adalah
organism makroskopik dan multiseluler-terutama tumbuhan dan
hewan. Namun demikian, pada tiga perempat awal sejarah evolusi, satu-satunya
organism Bumi adalah organism mikrosopik dan uniseluler (berseltunggal).
Bumiter bentuk sekitar 4,5 miliar tahun
silam, dan kemungkinan kehidupan baru dimulai beberapa ratus juta tahun kemudian.
Para saintis telah menemukan isotop karbon yang menunjukkan adanya aktivitas
metabolism organism dalam batuan yang berumur 3,8 miliar tahun di Greenland.
Seseorang dapat menebak dari stuktur
sel priokariotik yang relative sederhana (dibandingkan dengan sel eurokariotik)
bahwa organisme yang paling awal ada adalah priokariota, dan catatan fosil yang
ada sekarang mendukung dugaan tersebut. Bukti-bukti kehidupan priokariota
(purba) telah ditemukan pada batuan yang disebut stromatolit (Bahasa Yunani stroma,
“tempat tidur” dan lithos “batu”). Stromatolit adalah kubah bergaris-garis yang
tersusun dari batuan sedimen yang sangat mirip dengan kerak berlapis-lapis,
yang sekarang ini terbentuk pada dasar rawa berair asin dan beberapa laguna laut
hangat oleh koloni bakteri dan siano bakteri. Lapisan itu adalah endapan yang
menempel kelapisan seperti jelli yang tersusun dari mikroba dan motil, yang
secara terus menerus bermigrasi, keluar dari
satu lapisan sedimen dan kemudian membentuk sebuah lapisan baru lagi di
atasnya, sehingga menghasilkan pola pita berlapis.
Meskipun beberapa stromatolit dapat terbuat
dari pengendapan mineral tanpa adanya kehidupan, fosil yang mirip dengan priokariota
berbentuk bola (sferikal) dan berfilamen telah ditemukan pada stomatolit berumur
3,5 miliar tahun di Afrika bagian Selatan dan Australia barat. Fosil tersebut saat
ini merupakan fosil organism hidup tertua yang diketahui. Namun demikian fosil
yang terdapat di Australia Barat tampak seperti organism fotosintetik, yang
mungkin merupakan organism penghasil oksigen. Jika demikian halnya, maka mungkin kehidupan telah berkembang jauh sebelum
organism ini hidup, kemungkinan sekitar 4,0 miliar tahun silam. (Campbell, dkk,
2003: 92)
BAB
III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
1.
Evolusi
organisme terjadi melalui perubahan pada sifat-sifat yang terwariskan.
2.
Evolusi
terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.
3.
Teori evolusi :
a.
Jean Baptise Lamarck
Dia berpendapat bahwa perubahan
makhluk hidup di karenakan beradaptasi dengan lingkungannya untuk bertahan
hidup.
b.
Charles Darwin :
Dia berpendapat bahwa spesies
tidak diciptakan dalam bentuknya yang sekarang ini, tetapi berevolusi dari
spesies nenek moyangnya. beliau juga mengemukakan suatu mekanisme untuk evolusi
yang ia sebut seleksi alam (natural selection).
c.
Menurut Al-Qur’an :
Sesungguhnya manusia di ciptakan dari ruh-ruh (ciptaan)-Nya.
Allah -Ta’ala-’ berfirman, Allah membentuknya sesuai bentuk yang dikehendaki
oleh Allah, dan meniupkan ruh padanya. Sesuai Q.S Al-Hijr : 28-29.
4.
Bukti-bukti
adanya evolusi berdasarkan dari :
a. Palenteologi
b. Anatomi perbandingan
c. Embriologi
d. Biokimia perbandingan
e. Struktur kromosom
f.
Keserupaan
pelindung
g. Penyebaran geografis
h. Domestikasi
5. Mekanisme evolusi terdiri atas :
a. Hanyutan genetika
b. Aliran gen
c. Seleksi alam
6. Spesies
adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat
mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil dan
bervitalitas sama dengan induknya.
7. Asal usul spesies kehidupan
dimulai sangat dini dalam sejarah Bumi, dan organism pertama itu merupakan
nenek moyang bagi keleidoskop keanekaragaman biologis yang kita lihat saat ini.
1.2 SARAN
Setelah membaca materi di atas, kita sebagai generasi penerus hendaknya
menghargai berbagai macam ilmu pengetahuan serta mengetahui akan manfaatnya
dalam kehidupan sekarang ini dan berusaha mengaplikasikannya. Selain itu, setelah membaca makalah yang kami buat,
sebaiknya kita menerapkan pola metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu
kita harus menguji kebenaran dari segala sesuatu baik yang kita lihat maupun
yang kita dengar.
III. STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi
pembelajaran yang digunakan adalah dengan diskusi, presentasi, dan tanya jawab.
IV. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran berupa LCD proyektor
dan power point.
V. EVALUASI
1.
Jelaskan mengapa genetika
dikatakan sebagai dasar evolusi ?
2. Tuliskan beberapa teori evolusi yang
dikemukakan ahli biologi ?
3. Jelaskan 8 (delapan) bukti-bukti
adanya evolusi pada organisme ?
4. Jelaskan mekanisme terjadinya evolusi
pada suatu populasi ?
5. Jelaskan pengertian spesies?
6.Jelaskan
asal-usul spesies suatu organisme di alam mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks?
DAFTAR
PUSTAKA
Bahan Ajar, 2009 : 92-93
Kimball.
Mekanisme evolusi. Unit empat ; 27
Kimball.
Mekanisme evolusi. Unit empat ; 27
Kimball.
Meknisme evolusi ; 29
Mitchell, Reece dkk. Campbell 2003 ; 41
Mitchell, Reece dkk. Campbell 2003 ; 45
Mitchell, Reece dkk.Campbell. edisi kelima – jilid 2 2003 ; 46 )
Mitchell, Reece.
Cambell edisi 5 jilid 2 ; 5
Mitchell, Reece.
Cambell edisi 5 jilid 2 ; 8
Q.S Al-Hijr : 28-29 :
Waluyo,
2005
Widodo, 2003 ; 55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar