Selasa, 13 Mei 2014

Bahaya Pewarna Tekstil Rhodamin B Pada Makanan Bagi Kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamine B termasuk salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan dilarang digunakan pada produk pangan. Namun demikian, penyalahgunaan salah satu zat pewarna tekstil yaitu pewarna tekstil merah atau Rhodamine B sebagai zat pewarna pada makanan masih sering terjadi di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa. Biasanya zat tersebut digunakan pada kerupuk, saus, minuman maupun mie. Para pedagang makanan menggunakan zat pewarna tekstil tersebut karena faktor keuntungan, dengan biaya yang murah mereka akan mendapat keuntungan yang lebih. Meskipun, makanan tersebut berdampak buruk bagi orang lain.
Di Indonesia saat ini banyak terjadi permasalahan konsumen pada bidang pangan khususnya, Diantaranya adalah yang paling mengkhawatirkan masyarakat adalah kasus – kasus tentang masalah penyalahgunaan bahan berbahaya pada produk pangan ataupun bahan yang diperbolehkan tetapi melebihi batas yang telah ditentukan. Para produsen biasanya lebih mangutamakan keuntungan yang akan didapat daripada memperhatikan kebaikan produk makanan yang mereka jual bagi kesehatan. Banyak faktor yang dapat menunjang nilai jual suatu produk makanan. Tidak hanya faktor cita rasa, faktor warna juga sangat penting guna menunjang daya jual produk makanan tersebut. Selain menambah mutu makanan, warna juga menambah rasa ketertarikan konsumen pada makanan tersebut. Oleh karena itu, tentu tidak sedikit para produsen yang berusaha meningkatkan mutu produk makanan mereka melalui ketajaman warna yang menarik selain rasa yang lezat. Disamping kemudahan atau keuntungan yang kita dapatkan dari penggunaan zat pewarna sintetik tentu saja pewarna tersebut tidak baik bagi kesehatan. Zat pewarna sintetik tersebut dapat mengganggu kesehatan bahkan menimbulkan penyakit. Saat ini banyak penyalahgunaan pewarna sintetik pada makanan yang seharusnya digunakan untuk pewarna tekstil dan cat.
Banyak pewarna makanan sintetik yang telah terbukti berbahaya bagi kesehatan misalnya Rhodamin B yang mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memicu kanker. Namun demikian masih banyak produsen makanan, terutama pengusaha kecil, yang menggunakan zat-zat pewarna yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan karena mereka hanya memikirkan keuntungan tanpa memikirkan dampak bagi kesehatan konsumennya.
Salah satu contoh bahan kimia berbahaya yang digunakan produsen makanan yang perlu diwaspadai konsumen adalah zat pewarna merah rhodamin B. Berdasarkan hasil penelitian banyak ditemukan zat pewarna rhodamin B pada produk industri rumah tangga. Rhodamin B adalah bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah pada industri tekstil plastik dan kain. Kelebihan dosis rhodamin B bisa menyebabkan kanker, keracunan, iritasi paru-paru, mata, tenggorokan, hidung, dan usus. Penggunaan rhodamin B dalam pangan tentunya berbahaya bagi kesehatan. Adanya produsen pangan yang masih menggunakan rhodamin B pada produknya mungkin dapat disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Selain itu, rhodamin B sering digunakan sebagai pewarna makanan karena harganya relatif lebih murah daripadapewarna sintetis untukpangan, warnayang dihasilkan lebihmenarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan rhodamin B?
2.      Bagaimana ciri makanan yang di dalamnya terkandung rhodamin B?
3.      Bagaimana gejala yang timbul apabila terpapar rhodamin B?
4.      Bagaimanan cara menanganani apabila terpapar rhodamin B?
C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui definisi rhodamin B.
2.      Untuk mengetahui ciri makanan yang di dalamnya terkandung rhodamin B?
3.      Untuk mengetahui gejala yang timbul apabila terpapar rhodamin B?
4.      Untuk mengetahui bagaimana cara menangani apabila terpapar rhodamin B?


D.    METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan karena isi atau pembahasan dalam makalah ini didapatkan dari berbagai sumber, sehingga penjelasannya lebih terperinci. Selain itu, bahan atau materi pembahasan juga diperoleh dari internet yang menjadi bahan tambahan dalam membuat isi atau pembahasannya.















BAB II
PEMBAHASAN

1.      Definisi Rhodamin B
Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang berasal dari metanlinilat dan dipanel alanin yang berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan, berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah.
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamin dalam makanan masih terdapat di lapangan. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari.
Rhodamin B memiliki nama lain, di antaranya acid butirat pink B. ADC rhodamin B, brilliant pink B, calcozine rhodamin BL, aizen rhodamin BH, aizen rhodamin BHC, akiriku rhodamin B, calcozine rhodamin BX, calcozin rhodamin BXP, cerise toner, certiqual rhodamin, cogilor red 321.10, cosmetic briliant pink bluish D conc, edicol supra rose B, elcozine rhodamin B, geranium lake N, hexacol rhodamin B extra, rheonin B, symulex magenta, takaoka rhodamin B, tetraetil rhodamin.
Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu kemerah-merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 1650C.

2.      Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Rhodamin B
Efek berbahaya dari rhodamin B memang tidak muncul seketika setelah pemaparan, namun pengonsumsian dalam jangka panjang/berulang-ulang dapat menyebabkan senyawa tersebut terakumulasi dalam tubuh. Efeknya tergantung daerah yang terpapar paling banyak, misalnya iritasi saluran cerna, iritasi kulit, iritasi pada mata, keracunan, kanker, gangguan fungsi hati, jika terhirup menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Selain itu, kumulasi rhodamin B dalam tubuh menyebabkan penumpukan lemak, jika terus terjadi lemak tubuh semakin bertambah banyak. Dampaknya baru terasa setelah beberapa tahun, bahkan puluhan tahun kemudian.
Oleh karena itu perlu diketahui cirri-ciri makanan yang mengandung rhodamin B sehingga dapat mencegah terpaparnya senyawa ini. Ciri-ciri makanan yang kemungkinan mengandung rhodamin B :
- Warna terlihat sangat cerah, biasanya merah terang/mencolok. Pewarna alami biasanya lebih redup, kurang menarik, tidak stabil, dsb.
- Memberikan kesan pahit after taste.
- Harga terlalu murah (tidak rasional)
- Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus).
- Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter).
-  Bau makanan tidak alami atau tidak sesuai dengan jenisnya.

3.      Gejala yang Timbul Apabila Terpapar rhodamin B?
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena rhodamine B termasuk karsinogen yang kuat. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan gangguan fungsi hati atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati (Syah et al. 2005). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa zat pewarna tersebut memang berbahaya bila digunakan pada makanan. Hasil suatu penelitian menyebutkan bahwa pada uji terhadap mencit, rhodamine B menyebabkan terjadinya perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan di sekitarnya mengalami disintegrasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel yang melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma.
Secara kimia adanya ikatan dengan klorin (-Cl) pada struktur molekulnya menyebabkan rhodamin B berbahaya jika dikonsumsi. Hal ini dikarenakan klorin merupakan senyawa anorganik sangat reaktif, toksik, dan bersifat karsinogenik (memicu kanker).
Bahaya rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur rhodamin B. Ganguan fungsi hati atau kanker hati. Rhodamin B bisa menumpuk dilemak sehingga lama – lama jumlahnya akan terus bertambah. Rhodamin B bisa memicu kanker jika di produksi tahunan.
Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada rhodamin B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen.
Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur rhodamin B kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.
Rhodamin B memiliki toksisitas yang rendah, namun pengkonsumsian dalam jumlah yang besar maupun berulang-ulang dapat mengakibatkan dampak negatif bagi tubuh, antara lain :
• Sifat kumulatif yaitu iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati/liver.
 • Jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan dan bahaya kanker hati Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, pada kelopak mata.
• Jika tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah atau merah muda. Penyebarannya dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati.
• Jika sudah masuk dalam tubuh kita dia akan mengendap pada jarigan hati dan lemak,tidak dapat di keluarkan. dalam jangka waktu lama bisa bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
• Bila dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Bila mengonsumsi makanan yang mengandung rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga lama-kelamaan jumlahnya terus bertambah. Dampaknya baru akan kelihatan setelah puluhan tahun kemudian.

4.      Cara Menangani Apabila Terpapar Rhodamin B
a. Bila terkena kulit, lepaskan pakaian perhiasan, sepatu penderita yang terkontaminasi/terkena rhodamin B. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari rhodamin B, selama kurang lebih 15 s/d 20 menit, bila perlu hubungi dokter.
b. Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisiologis, mata dikedip-kedipkan sampai dipastikan sisa Rhodamin B sudah tidak ada lagi/bersih, bila perlu hubungi dokter.
c. Bila terhirup segera pidahkan korban dari lokasi kejadian, pasang masker berkatup atau perlatan sejenis untuk melakukan pernapasan buatan, bila perlu hubungi dokter.
d. Bila tertelan dan terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernafasan.
e. Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi, bila perlu hubungi dokter.















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas, berasal dari metanlinilat dan dipanel alanin yang berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan, berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah.
2.      Ciri-ciri makanan yang kemungkinan mengandung rhodamin B :
- Warna terlihat sangat cerah, biasanya merah terang/mencolok. Pewarna alami biasanya lebih redup, kurang menarik, tidak stabil, dsb.
- Memberikan kesan pahit after taste.
- Harga terlalu murah (tidak rasional)
- Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus).
- Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter).
- Bau makanan tidak alami atau tidak sesuai dengan jenisnya.
3.      Rhodamin B dapat merusak kesehatam apabila dikonsumsi karena bisa menyebabkan kanker, keracunan, iritasi paru-paru, mata, tenggorokan, hidung, dan usus.
4.      Cara menangani apabila terpapar rhodamin B :
a. Bila terkena kulit, lepaskan pakaian perhiasan, sepatu penderita yang terkontaminasi/terkena rhodamin B. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari rhodamin B, selama kurang lebih 15 s/d 20 menit, bila perlu hubungi dokter.
b. Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisiologis, mata dikedip-kedipkan sampai dipastikan sisa Rhodamin B sudah tidak ada lagi/bersih, bila perlu hubungi dokter.
c. Bila terhirup segera pidahkan korban dari lokasi kejadian, pasang masker berkatup atau perlatan sejenis untuk melakukan pernapasan buatan, bila perlu hubungi dokter.
d. Bila tertelan dan terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernafasan.
e. Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi, bila perlu hubungi dokter.


B.     SARAN
Untuk para produsen lebih baik beralih menggunakan pewarna makanan alami seperti ekstrak daun suji, kunyit, ekstrak buah-buahan yang tentu saja lebih aman. Di samping itu masih ada pewarna alami yang diijinkan digunakan dalam makanan antara lain caramel, beta-karoten, klorofil dan kurkumin. Selain itu, diharapkan produsen lebih mengutamakan kesehatan konsumennya daripada hanya mementingkan keuntungan yang besar. Untuk para konsumen kita harus selektif dan pandai memilah makanan mana yang baik bagi kesehatan. Untuk para konsumen sebiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam membeli makanan agar dapat terhindar dari makanan yang mengandung zat pewarna Rhodamin-B, karena dapat menyebabkan kanker, fungsi hati, kulit, mata, dan saluran pencernaan. Untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan beserta instansi yang terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap makanan-makanan yang beredar di pasaran serta dapat meningkatkan koordinasi lintas sektor tentang pengelolaan dan pengamanan bahan kimia.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2014. http://catatankimia.com/catatan/rhodamin-b.html (diakses 6 Mei 2014)
Anonim c. 2014. https://wanibesak.wordpress.com/tag/rhodamin-b/ (diakses 6 Mei 2014)





1 komentar: