Selasa, 27 Mei 2014

Laporan Praktikum Arthropoda


PRAKTIKUM VII

Topik               :  Arthropoda
Tujuan             :  Mengenal ciri-ciri umum filum Arthropoda dan membedakan
kelompok-kelompok utama Arthropoda.
Hari/tanggal    :  Kamis /17 April 2014
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

I.             ALAT DAN BAHAN
         Alat :  
1. Lup
2. Cawan petri
3. Baki
4. Eter (obat bius)
5. Pinset
Bahan :
  1. Udang galah (Cambarus viridis)
  2. Belangkas (Limulus sp.)
  3. Lipan (Scolopendra morsitans)
  4. Kaki seribu (Julus virgatus)
  5. Kecoa (Periplaneta Americana)

II.          CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mematikan hewan-hewan itu terlebih dahulu, jika hewan yang tersedia masih hidup. Memberikan eter (obat bius) pada lipan, kaki seribu dan kecoa agar mempermudah dalam mengamati morfologinya. Meletakkan lipas, lipan, kecoa pada cawan petri lalu berikan obat bius dengan menggunakan kapas.
3.      Mengamati satu persatu  hewan yang tersedia. Membuat gambar sketsa (bukan lukisan) pada hewan yang kita amati dengan embelan yang tampak.
a.       Mengamati belangkas, lipan, kaki seribu, dan lipas dari arah dorsal.
b.       Mengamati udang dari arah lateral.
4.      Menentukan kelas-kelas hewan yang di amati dengan kunci identifikasi Arthopoda.

III.       TEORI DASAR
Arthropoda merupakan phylum terbesar dalam kerajaan animalia. Dari sekitar 1.250.000 spesies hewan yang telah dikenal dan dideskripsikan, 1.000.000 diantaranya adalah arthropoda. Dengan demikian, phylum ini mencakup sekitar 80% dari semua jenis hewan yang telah dikenal saat ini. Ini menggambarkan bahwa phylum ini merupakan kelompok hewan paling berhasil menghuni planet bumi.
Sebagai hasil dari adaptasi yang tinggi, artropoda telah menyebar ke seluruh bagian bumi, baik daratan maupun perairan, yang suhunya diatas titik beku dalam jangka waktu yang cukup lama untuk memungkinkan perkembangbiakan. Karena itu anggota phylum ini mudah dijumpai di darat, perairan tawar maupun laut. Selain  itu, artropoda juga mencakup satu-satunya kelompok hewan invertebrata yang dapat terbang.   
Arthropoda merupakan hewan tubuhnya bersegmen-segmen. Ada tiga ciri khas Arthropoda yang dapat dilihat dari luar. Pertama adalah embelan yang berbuku-buku yang muncul berpasangan dari sebagian atau semua segmen tubuh. Yang kedua adalah organisasi segmen-segmen ke dalam bagian-bagian tubuh yang disebut tagmata (tunggal :tagma). Yang ketiga adalah kutikula yang disekresikan oleh epidermis, yang menyelubungi tubuh dan biasanya membentuk eksoskeleton yang keras kecuali di bagian-bagian tubuh yang perlu lentur. Kutikula secara berklala diganti, dalam proses ganti kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan.
Tadinya Arthropoda yang ada saat ini dikelompokkan kedalam dua subfilum : Chelicerata dan Mandibulata, ditambah dengan subfilum Trilobita yang telah punah. Namun belakangan ini, banyak zoologiwan yang berpendapat bahwa sebenarnya Arthropoda tergolong kedalam empat subfilum : Trilobita, Chelicerata, Crustacea, dan Uniramia. Didalam subfilum Unimaria tercakup kelas Chilopoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla, yang semuanya tadinya termasuk dalam kelas Myriapoda, dan kelas Insecta.























IV.       HASIL PENGAMATAN
1.      Udang galah (Cambarus viridis)
Bagian Lateral
                       
Keterangan:
1. Antena                            4. Mulut                     7. Capit                 10. Mata
2. Cephalothorax                5. Kaki renang             8. Thorax
3. Kaki jalan                     6. Abdomen                    9. Anus

Foto pengamatan
Bagian Lateral
Berdasarkan literatur:

http://wibowo19.files.wordpress.com/2009/06/udang-2.jpg?w=279&h=300Bagian Lateral

Sumber: Anonim a. 2014

Keterangan:
1. Antennula               4. Thoraks                   7. Antena     10. Uropod
2. Rostrum                  5. Abdomen                8. Periopod   11. Telson
3. Mata                        6. Scapocerix               9. Pleopod
    




2.      Belangkas (Limulus sp.)
Bagian Dorsal
Bagian Ventral

Keterangan  :
1.  Karapaks                   5.  Kaki Jalan                      
2.  Abdomen                  6.  Abdomen                       
3.  Mata                          7.  Mulut                             
4.  Ekor                          8.  Buku insang                   

Foto pengamatan
Bagian Dorsal
Bagian Ventral
Berdasarkan literatur:
4
 
3
 
1
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHg5GxLzNZu4pq1TcYJgA8zY1oQISWduBAPkHKjsVxNMFet5o2x5ft4gmfSPPrCKJMfbpqZNMHm1EQcq8cQ8lVYyIkMWMcZXC0IZY8_DQgKEmFVic29PU7bmJ_uVXpUJYi_vUnPwBjBzng/s320/belangkas+atas+pasir.jpgBagian Dorsal
8
 
7
 
6
 
5
 
4
 
2
 
http://juancarlothecaterer.com/blog/wp-content/uploads/2013/08/Horshoe-Crab.jpgBagian Ventral

Sumber: Anonim b. 2014
Keterangan  :
1.  Karapaks                   5.  Kaki Jalan                      
2.  Abdomen                  6.  Abdomen                       
3.  Mata                          7.  Mulut                             
         4.  Ekor                           8.  Buku insang












3.      Lipan (Scolopendra morsitans)
Bagian Dorsal

Keterangan:
    1. Kepala                         4. Rahang beracun
    2. Antena                                    5. Kaki jalan
    3. Segmen

Foto pengamatan
Bagian Dorsal

Berdasarkan literatur:
5
 
4
 
2
 
3
 
1
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif-ByfNmo_wslvwioJPbZuIFrtBf5S-FgR2db2ZMlF5ZTg_Z5pOQ9Ub3TtG1BftC4sSGyJoP0WrtOQS2_NUV229_oBttqN4NL1y1jWPFQZ-3j2060lKgzoAWy7ZnkS5h8lLhuTU-RhRNY/s1600/lipan3.jpgBagian Dorsal

Sumber: Anonim c. 2014
            Keterangan:
1.  Kepala
2.  Antena
3.  Segmen
4.  Rahang beracun
5.  Kaki jalan











4.      Kaki seribu (Julus virgatus)
Bagian Dorsal

Keterangan :
1.      Ekor                   4. Antena
2.      Kaki                   5. Abdomen
3.      Kepala                6. Ruas tubuh

Foto pengamatan
Bagian Dorsal

Berdasarkan literatur:
6
 
5
 
4
 
3
 
2
 
1
 
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThcalqhwXxRmgg0uypCgqKBOYwS7xC24ZJZHsvhSeLMG-rMEAvQABagian Dorsal

Sumber: Anonim d. 2014
                                                Keterangan :
1.      Ekor                4. Antena
2.      Kaki                5. Abdomen
3.      Kepala             6. Ruas tubuh













5.      Kecoa (Periplaneta Americana)
Bagian Dorsal
Bagian Ventral

Keterangan  :
1.  Antena                      4.  Sayap depan                   
2.  Mata                          5.  Sayap belakang              
3.  Mulut                        6.  Kaki                               

Foto pengamatan

Bagian Dorsal
Bagian Ventral
Berdasarkan literatur:
6
 
4
 
2
 
1
 
http://majalahserangga.files.wordpress.com/2011/07/800px-cockroachcloseup.jpgBagian Dorsal
5
 
3
 
http://dc385.4shared.com/doc/ShyQeeRp/preview_html_2884e00e.gifBagian Ventral
Sumber: Anonim e. 2014

Keterangan  :
1.  Antena                      4.  Sayap depan                   
2.  Mata                          5.  Sayap belakang              
3.  Mulut                       6.  Kaki













Tabel Perbedaan Tiap Spesies

No.

Pembeda
Spesies
Udang galah
Belangkas
Lipan
Kaki seribu
Kecoa
1.
Jumlah kaki
5 pasang kaki perenang
4 pasang kaki jalan
1 pasang kaki penjepit
6 pasang
20 pasang
~
3 pasang
2.
Fungsi kaki
Untuk berenang, berjalan, menjepit
Merayap, berjalan, berenang
Merayap, berjalan
Merayap, berjalan
Berjalan, kadang terbang
3.
Habitat
Di air
Di air laut
Di tanah/tempat yang lembab
Di tanah/tempat yang lembab
Di tempat yang kotor/bau
4.
Tubuh
Memiliki karapak dan bersegmen
Memiliki karapak dan bersegmen
Bersegmen
Bersegmen dan memiliki banyak kaki kecil
Memiliki 3 pasang kaki dan memiliki sepasang kumis pada bagian kepala
5.
Ciri khas
Memiliki sapit
-
Memiliki sengat, berbisa
Berwarna merah dan memiliki banyak
kaki yang kecil-kecil
Memiliki sayap





























V.          ANALISIS DATA
1.      Udang Galah (Cambarus viridis)
Klasifikasi
Kingdom      :  Animalia
Phylum        :  Arthropoda
Sub phylum  :  Mandibulata
Classis         :  Crustacea
Subclassis     :  Malacostraca
Ordo            :  Decapoda
Familia          :  Cambarusdae
Genus           :  Cambarus
Species         :  Cambarus viridis
(Hegner & Engemann, 1968)  
Berdasarkan hasil pengamatan, udang galah (Cambarus viridis) memiliki 5 pasang kaki perenang, 4 pasang kaki jalan dan sepasang kaki penjepit. Tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen yang ditutupi oleh karapaks (tameng keras) yang menjulur ke depan di antara kedua matanya yang disebut rostrum. Cephalothorax mempunyai tiga belas alat tambahan, yang paling utama yaitu lima pasang kaki jalan yang berubah fungsi menjadi kaki penjepit, lima pasang kaki jalan dan satu pasang mata serta dua pasang antenna.
 Tubuh sebelah luar terdapat kutikula yang tersusun oleh pectin dan garam-garam mineral.  Exo-skeleton membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu bagian anterior yang disebut dengan cephalothorax, dan bagian anterior yang terdiri dari buku-buku yang disebut dengan abdomen. Cephalothorax terdiri atas 13 ruas yang menjadi satu. Bagian ini disebut dengan carapae. Bagian carapae yang mencuat di sebut dengan prostomium atau rostrum. Abdomen umumnya terdiri atas 6 ruas atau segmen yang diakhiri dengan bagian terminal yang disebut dengan telson. Mulutnya di kelilingi oleh beberapa pasang alat tambahan yang disebut alat-alat mulut.
Pada udang terdapat “otak” di sebelah dorsal, dengan dua buah pengubung sirkumesofageal, dan sebuah rantai ganglion-ganglion disebelah ventral. ganglion ventral pertama besar, berhubungan dengan beberapa persatuang ganglion. Syaraf bercabang dari otak dan korda ventral. Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersusun dari banyak unit optik yang di sebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat paad sebuah tangkai. Organ keseimbanga, statokis terdapat pada dasar antenul-antenul. Kelamin terpisah (diesius).

2.      Belangkas (Limulus sp)
Klasifikasi
Kingdom      : Animalia
Phylum        : Arthropoda
Classis         : Arachnida
Ordo            : Xiphosura
Familia        : Limulusidae
Genus           : Limulus
Species         : Limulus sp
(Verma, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan, belangkas (Limulus sp) memiliki 6 pasang kaki sebagai alat gerak yang digunakan untuk berjalan ataupun berenang. Sekilas, tubuhnya berbentuk seperti ikan pari dengan kulit yang kaku & keras. Bentuk dari tubuh bagian depannya juga dianggap mirip dengan bentuk tapal kuda. Tubuh dari belangkas seluruhnya diselubungi oleh cangkang yang keras & berwarna kecoklatan. Ditinjau dari segi anatomis, tubuh dari belangkas terbagi menjadi 3 bagian utama yang masing-masingnya dipisahkan oleh sambungan tipis atau segmen : kepala (prosoma), perut (opisthosoma), & ekor (telson). Di bagian kepala belangkas terdapat 9 mata yang letaknya terpecar-pencar : 1 di masing-masing sisi kepala, 5 di bagian depan, & 2 di bagian bawah kepala. Bagian ekor dari belangkas bersifat kaku & mengerucut di bagian ujungnya, namun bagian pangkalnya bisa digerakkan & sanggup memberi dorongan kepada belangkas untuk bergerak lebih cepat. Kemampuan dari ekor belangkas tersebut lantas memunculkan teori yang menyatakan bahwa bila ekor dari belangkas rusak atau hilang, maka belangkas yang bersangkutan akan lebih mudah ditangkap oleh pemangsanya.
Jika tubuh belangkas dibalik, akan terlihat kaki-kaki dari belangkas yang bentuknya mirip kaki kepiting atau laba-laba. Total, belangkas memiliki 6 pasang kaki yang memiliki fungsinya masing-masing. Pasangan kaki pertama berguna untuk memegang makanan & memasukannya ke mulut. Pasangan kaki kedua digunakan untuk berjalan di dasar laut, sementara 4 pasang sisanya digunakan untuk memberikan daya dorong tambahan saat belangkas bergerak. Walaupun belangkas bisa berenang & melayang di air dengan memakai ekor & kaki-kakinya, belangkas lebih banyak bergerak dengan cara berjalan & merayap di dasar laut.
Belangkas adalah hewan nokturnal yang berarti mereka aktif beraktivitas pada malam hari, khususnya pada saat bulan purnama. Selama beraktivitas, belangkas aktif mencari makanannya yang mencakup hewan-hewan dasar laut seperti cacing laut, kerang, Crustacea, & bahkan ikan kecil. Untuk menemukan makanannya, belangkas mengandalkan rambut-rambut kecil di sekitar mulutnya untuk mencium bau dari calon mangsanya. Karena makanan dari belangkas memiliki perilaku untuk mengubur diri atau bersembunyi di dalam pasir, belangkas kerap mengais-ngais dasar laut untuk mendapatkan calon makanannya tersebut.
Saat musim kawin tiba, sejumlah besar belangkas akan bermigrasi ke pantai berpasir & perairan dangkal. Pejantan yang tiba lebih dulu di pantai selanjutnya akan berpatroli & kemudian mencegat betina yang kebetulan melintas di dekatnya. Tidak jarang seekor betina bisa dicegat & melakukan perkawinan dengan belasan pejantan sekaligus. Saat melakukan perkawinan, betina akan menggali lubang pada dasar pantai & memasukkan telur-telurnya ke dalam lubang tersebut, lalu pejantan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur yang dikeluarkan oleh betina. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh betina bisa mencapai 120.000 butir, namun hanya sedikit yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.
Telur-telur belangkas akan menetas setelah 2 - 5 minggu di mana semakin hangat suhunya, semakin cepat pula telur-telurnya menetas. Larva belangkas yang baru menetas bisa tetap berada di dalam pasir selama beberapa minggu berikutnya. Saat pasang naik tiba, larva akan memasuki fase planktonik di mana larva yang terseret oleh arus pasang selanjutnya hidup melayang-layang di laut & mengandalkan cadangan kuning telur sebagai makanannya. Sekitar seminggu kemudian, larva jatuh ke dasar laut & memasuki fase pertumbuhan berikutnya : fase juvenil.
Belangkas fase juvenil memiliki bentuk & perilaku yang sangat mirip dengan belangkas dewasa. Selama fase juvenil, belangkas berkali-kali melakukan pergantian kulit seiring dengan pertumbuhannya. Setiap kali berganti kulit, ukuran tubuh dari belangkas bertambah 25 - 30 %. Belangkas termasuk hewan yang lambat bertumbuh & baru mencapai kematangan seksual pada usia 9 tahun. Usia maksimal dari belangkas adalah 40 tahun, namun rata-rata belangkas hanya hidup hingga usia 12 tahun. Panjang maksimal dari belangkas - termasuk ekornya - adalah 60 cm di mana betina berukuran sedikit lebih besar ketimbang pejantan.
                                      
3.      Lipan (Scolopendra morsitans)
Klasifikasi
Kingdom      :  Animalia
Phylum         :  Arthropoda
Sub phylum  :  Mandibulata
Classis          :  Chilopoda
Ordo             :  Chilopodea
Familia         :  Scolopendridae
Genus          :  Scolopendra
Species         :  Scolopendra morsitans
(Hegner & Engemann, 1968)   
Berdasarkan hasil pengamatan, lipan (Scolopendra morsitans) memiliki 20 pasang kaki sebagai alat gerak untuk merayap atau berjalan. Badan lipan terbagi menjadi banyak ruas yang sama. Pada setiap segmen terdapat satu pasang kaki. Lipan mempunyai bentuk tubuh yang ramping dan memipih dorsoventral. Pada kepala terlihat adanya antena yang berfungsi sebagai petunjuk arah jalan atau juga sebagai penanda ransangan yang ada di depannya. Selain antena pada bagian kepala juga terdapat mandibula dan dua pasang maksila. Pada segmen pertama batang tubuh terdapat sepasang cakar racun yang berfungsi sebagai proteksi terhadap serangan musuh.
Alat eksresinya berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Kelaminnya terpisah sehingga terdapat hewan yang jantan dan hewan yang betina.

4.      Kaki seribu (Julus virgatus)
Klasifikasi    :
Kingdom      :  Animalia
Phylum         :  Arthropoda
Sub phylum  :  Uniramia
Classis          :  Chordota
Sub class      :  Myiapoda
Ordo             :  Diplopoda
Family          :  Julidae
Genus           :  Julus
Species         :  Julus virgatus
(Hegner, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan, kaki seribu (Julus virgatus) memiliki banyak kaki yang tidak terhitung jumlahnya (tak hingga). Hewan kaki seribu atau keluwing termasuk dalam kelas Diplopoda. Diplopoda merupakan hewan terrestrial yang bergerak lambat. Biasa disebut dengan nama cacing kawat. Bertempat tinggal di darat terutama di tempat-tempat yang lembab, gelap, dibawah batu, dedaunan atau di dalam kayu yang lapuk dan hidup sebagai binatang pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Luwing memiliki bentuk tubuh yang terdiri atas kepala dan badan, bentuknya silindris dan beruas-ruas, di setiap ruasnya terdapat satu sampai dua pasang kaki, tidak memiliki kaki pada pasang segmen ketiga, panjang tubuh 12 mm. Walaupun demikian jumlah total kakinya tidak mencapai seribu seperti namanya. Warna tubuhnya coklat kekuning-kuningan. Bagian kepalanya terdiri atas lima segmen, thorax terdiri atas empat segmen dan bagian perut dengan 20-100 segmen. Luing memiliki sepasang antena yang pendek dan dua kelompok mata tunggal yang terdiri dari sekumpulan oselli pada kepalanya. Tidak memiliki taring dan bernapas dengan trakea. Di bagian bawah dari ruas yang paling belakang terdapat anus yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air dari metabolisme. Tidak mempunyai cakar beracun. Alat kelaminnya terpisah.

5.      Kecoa ( Periplaneta americana )
Klasifikasi    :
Kingdom     : Animalia
Phylum         : Arthropoda
Subphylum   : Invertebrata
Class             : Insecta         
Ordo             : Orthopthera
Family          : Orthoptheradeae
Genus           : periplaneta
Spesies         : Periplaneta Americana
(Hegner, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan, kecoa (Periplaneta Americana) memiliki 3 pasang kaki untuk berjalan dan sepasang sayap untuk terbang. Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua.
Daur Hidup
Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf perkembangan.
Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut spesiesnya.
Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai stadium dewasa. Periplanetta americana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.
Masa inkubasi kapsul telur P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa inkubasi antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur hidup P americana memerlukan waktu rata-rata 7 bulan.
Kebiasaan Hidup
Kecoa kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar ke daerah sub tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah makan segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap. Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“ cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa tidak lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relatif sedikit, tetapi adanya kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik.
Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan. Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang patogen pada tubuh kecoa.








VI.       KESIMPULAN
1.      Ciri-ciri umum dari Arthropoda adalah: mempunyai appendage yang beruas, tubuh bilateral simetris, tubuh di bungkus oleh zat chitine, biasanya ruas terdapat pada bagian tubuh yang tidak berchitine, sistem syaraf tangga tali, dan memiliki haemocoel.
2.      Cambarus viridis termasuk dalam kelas Crustacea yang tubuhnya terdiri dari bagian chepalothorax dan abdomen yang memiliki lima pasang kaki perenang, empat pasang kaki jalan dan sepasang penjepit.
3.      Limulus sp. merupakan anggota dari kelas arachnida yang memiliki enam pasang kaki dan memiliki dua pasang mata dan ekor panjang yang disebut telson pada bagian dorsal.
4.      Scolopendra morsitans termasuk dalam kelas Chilopoda yang memiliki 20 pasang kaki sebagai alat gerak untuk merayap atau berjalan. Badan lipan terbagi menjadi banyak ruas yang sama yang setiap ruasnya terdapat satu pasang kaki.
5.      Julus virgatus merupakan anggota dari kelas diplopoda yang biasanya dikenal dengan kaki seribu karena memiliki banyak kaki yang berpasangan pada tiap ruas kecuali pada posterior dan anterior.
6.      Periplaneta americana merupakan anggota dari kelas insecta dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.









VII.    DAFTAR PUSTAKA
Anonim h. 2014. Foto dokumentasi (diambil 17 April 2014)
Halang, B., Mahrudin dan Riefani, M.K. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. FKIP UNLAM Banjarmasin.
Hegner, Robert W. & Engemann, Joseph G. 1968. Invertebrate Zoology. The Macmillan Company. New York.
Verma, P.S. 2002. A Manual Of Practical Zoology Invertebrates. S. Chand & Company LTD : New Delhi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar