PRAKTIKUM VII
Topik : Arthropoda
Tujuan : Mengenal
ciri-ciri umum filum Arthropoda dan membedakan
kelompok-kelompok
utama Arthropoda.
Hari/tanggal : Kamis /17 April 2014
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin.
I.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
Lup
2.
Cawan petri
3. Baki
4.
Eter (obat bius)
5.
Pinset
Bahan :
- Udang galah (Cambarus viridis)
- Belangkas (Limulus sp.)
- Lipan (Scolopendra morsitans)
- Kaki seribu (Julus virgatus)
- Kecoa (Periplaneta Americana)
II.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mematikan hewan-hewan itu terlebih dahulu,
jika hewan yang tersedia masih hidup. Memberikan eter (obat bius) pada lipan,
kaki seribu dan kecoa agar mempermudah dalam mengamati morfologinya. Meletakkan
lipas, lipan, kecoa pada cawan petri lalu berikan obat bius dengan menggunakan
kapas.
3. Mengamati satu persatu hewan yang tersedia. Membuat gambar sketsa
(bukan lukisan) pada hewan yang kita amati dengan embelan yang tampak.
a. Mengamati belangkas, lipan, kaki seribu,
dan lipas dari arah dorsal.
b. Mengamati udang dari arah lateral.
4. Menentukan kelas-kelas hewan yang di amati
dengan kunci identifikasi Arthopoda.
III. TEORI DASAR
Arthropoda
merupakan phylum terbesar dalam kerajaan animalia. Dari sekitar 1.250.000
spesies hewan yang telah dikenal dan dideskripsikan, 1.000.000 diantaranya
adalah arthropoda. Dengan demikian, phylum ini mencakup sekitar 80% dari semua
jenis hewan yang telah dikenal saat ini. Ini menggambarkan bahwa phylum ini
merupakan kelompok hewan paling berhasil menghuni planet bumi.
Sebagai hasil
dari adaptasi yang tinggi, artropoda telah menyebar ke seluruh bagian bumi,
baik daratan maupun perairan, yang suhunya diatas titik beku dalam jangka waktu
yang cukup lama untuk memungkinkan perkembangbiakan. Karena itu anggota phylum
ini mudah dijumpai di darat, perairan tawar maupun laut. Selain itu, artropoda juga mencakup satu-satunya
kelompok hewan invertebrata yang dapat terbang.
Arthropoda merupakan hewan tubuhnya bersegmen-segmen. Ada tiga ciri khas
Arthropoda yang dapat dilihat dari luar. Pertama adalah embelan yang
berbuku-buku yang muncul berpasangan dari sebagian atau semua segmen tubuh.
Yang kedua adalah organisasi segmen-segmen ke dalam bagian-bagian tubuh yang
disebut tagmata (tunggal :tagma). Yang ketiga adalah kutikula yang
disekresikan oleh epidermis, yang menyelubungi tubuh dan biasanya membentuk
eksoskeleton yang keras kecuali di bagian-bagian tubuh yang perlu lentur.
Kutikula secara berklala diganti, dalam proses ganti kulit, untuk memungkinkan
pertumbuhan.
Tadinya Arthropoda yang ada saat ini dikelompokkan
kedalam dua subfilum : Chelicerata dan Mandibulata, ditambah dengan subfilum
Trilobita yang telah punah. Namun belakangan ini, banyak zoologiwan yang
berpendapat bahwa sebenarnya Arthropoda tergolong kedalam empat subfilum : Trilobita,
Chelicerata, Crustacea, dan Uniramia. Didalam subfilum
Unimaria tercakup kelas Chilopoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla,
yang semuanya tadinya termasuk dalam kelas Myriapoda, dan kelas Insecta.
IV.
HASIL PENGAMATAN
1.
Udang galah (Cambarus viridis)
Bagian Lateral
|
Keterangan:
1.
Antena 4.
Mulut 7. Capit 10. Mata
2.
Cephalothorax 5. Kaki
renang 8. Thorax
3.
Kaki jalan 6. Abdomen 9. Anus
Foto pengamatan
Bagian Lateral
|
Berdasarkan
literatur:
Bagian Lateral
|
Sumber: Anonim a. 2014
Keterangan:
1. Antennula 4. Thoraks 7.
Antena 10. Uropod
2. Rostrum 5. Abdomen 8.
Periopod 11. Telson
3. Mata 6.
Scapocerix 9. Pleopod
2.
Belangkas (Limulus sp.)
Bagian
Dorsal
|
Bagian
Ventral
|
Keterangan :
1.
Karapaks 5. Kaki Jalan
2.
Abdomen 6.
Abdomen
3. Mata 7. Mulut
4. Ekor 8. Buku insang
Foto
pengamatan
Bagian Dorsal
|
Bagian Ventral
|
Berdasarkan
literatur:
|
|
Sumber:
Anonim b. 2014
Keterangan :
1.
Karapaks 5. Kaki Jalan
2.
Abdomen 6. Abdomen
3. Mata 7. Mulut
4. Ekor 8.
Buku insang
3.
Lipan (Scolopendra morsitans)
Bagian Dorsal
|
Keterangan:
- Kepala 4. Rahang beracun
- Antena 5. Kaki jalan
- Segmen
Foto pengamatan
Bagian Dorsal
|
Berdasarkan literatur:
|
Sumber: Anonim c. 2014
Keterangan:
1. Kepala
2. Antena
3. Segmen
4.
Rahang beracun
5.
Kaki jalan
4.
Kaki seribu (Julus virgatus)
Bagian Dorsal
|
Keterangan :
1.
Ekor 4.
Antena
2.
Kaki 5.
Abdomen
3.
Kepala 6.
Ruas tubuh
Foto
pengamatan
Bagian Dorsal
|
Berdasarkan
literatur:
|
Sumber: Anonim d. 2014
Keterangan
:
1.
Ekor 4.
Antena
2.
Kaki 5.
Abdomen
3.
Kepala 6.
Ruas tubuh
5.
Kecoa (Periplaneta Americana)
Bagian
Dorsal
|
Bagian
Ventral
|
Keterangan :
1. Antena 4. Sayap depan
2. Mata 5. Sayap belakang
3. Mulut 6. Kaki
Foto pengamatan
Bagian Dorsal
|
Bagian Ventral
|
Berdasarkan
literatur:
|
|
Sumber:
Anonim e. 2014
Keterangan :
1. Antena 4. Sayap depan
2. Mata 5. Sayap belakang
3. Mulut 6.
Kaki
Tabel Perbedaan Tiap Spesies
No.
|
Pembeda
|
Spesies
|
||||
Udang
galah
|
Belangkas
|
Lipan
|
Kaki
seribu
|
Kecoa
|
||
1.
|
Jumlah
kaki
|
5
pasang kaki perenang
4
pasang kaki jalan
1
pasang kaki penjepit
|
6
pasang
|
20
pasang
|
~
|
3
pasang
|
2.
|
Fungsi
kaki
|
Untuk
berenang, berjalan, menjepit
|
Merayap,
berjalan, berenang
|
Merayap,
berjalan
|
Merayap,
berjalan
|
Berjalan,
kadang terbang
|
3.
|
Habitat
|
Di
air
|
Di
air laut
|
Di
tanah/tempat yang lembab
|
Di
tanah/tempat yang lembab
|
Di
tempat yang kotor/bau
|
4.
|
Tubuh
|
Memiliki
karapak dan bersegmen
|
Memiliki
karapak dan bersegmen
|
Bersegmen
|
Bersegmen
dan memiliki banyak kaki kecil
|
Memiliki
3 pasang kaki dan memiliki sepasang kumis pada bagian kepala
|
5.
|
Ciri
khas
|
Memiliki
sapit
|
-
|
Memiliki
sengat, berbisa
|
Berwarna
merah dan memiliki banyak
kaki
yang kecil-kecil
|
Memiliki
sayap
|
V.
ANALISIS
DATA
1.
Udang Galah
(Cambarus viridis)
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum : Arthropoda
Sub phylum :
Mandibulata
Classis : Crustacea
Subclassis :
Malacostraca
Ordo : Decapoda
Familia :
Cambarusdae
Genus :
Cambarus
Species :
Cambarus viridis
(Hegner
& Engemann, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan, udang galah (Cambarus viridis) memiliki 5 pasang kaki perenang, 4 pasang kaki
jalan dan sepasang kaki penjepit. Tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu
cephalothorax dan abdomen yang ditutupi oleh karapaks (tameng keras) yang
menjulur ke depan di antara kedua matanya yang disebut rostrum. Cephalothorax
mempunyai tiga belas alat tambahan, yang paling utama yaitu lima pasang kaki
jalan yang berubah fungsi menjadi kaki penjepit, lima pasang kaki jalan dan
satu pasang mata serta dua pasang antenna.
Tubuh sebelah luar terdapat kutikula yang
tersusun oleh pectin dan garam-garam mineral.
Exo-skeleton membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu bagian anterior yang
disebut dengan cephalothorax, dan bagian anterior yang terdiri dari buku-buku
yang disebut dengan abdomen. Cephalothorax terdiri atas 13 ruas yang menjadi satu. Bagian ini disebut
dengan carapae. Bagian carapae yang mencuat di sebut dengan prostomium atau rostrum.
Abdomen umumnya terdiri atas 6 ruas atau segmen yang diakhiri dengan bagian
terminal yang disebut dengan telson. Mulutnya di kelilingi oleh beberapa
pasang alat tambahan yang disebut alat-alat mulut.
Pada udang terdapat “otak” di sebelah dorsal, dengan dua buah
pengubung sirkumesofageal, dan sebuah rantai ganglion-ganglion disebelah
ventral. ganglion ventral pertama besar, berhubungan dengan beberapa persatuang
ganglion. Syaraf bercabang dari otak dan korda ventral. Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba)
pada hewan ini sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan
anterior. Ada 2 buah mata
majemuk yang tersusun dari banyak unit optik yang di sebut ommatidium. Tiap
mata majemuk itu terdapat paad sebuah tangkai. Organ keseimbanga, statokis
terdapat pada dasar antenul-antenul. Kelamin terpisah (diesius).
2. Belangkas
(Limulus sp)
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Xiphosura
Familia : Limulusidae
Genus :
Limulus
Species : Limulus sp
(Verma, 2002)
Berdasarkan
hasil pengamatan, belangkas (Limulus sp)
memiliki 6 pasang kaki sebagai alat gerak yang digunakan untuk berjalan ataupun
berenang. Sekilas, tubuhnya berbentuk seperti ikan pari dengan kulit yang kaku
& keras. Bentuk dari tubuh bagian depannya juga dianggap mirip dengan
bentuk tapal kuda. Tubuh dari belangkas seluruhnya diselubungi oleh cangkang
yang keras & berwarna kecoklatan. Ditinjau dari segi anatomis, tubuh dari
belangkas terbagi menjadi 3 bagian utama yang masing-masingnya dipisahkan oleh
sambungan tipis atau segmen : kepala (prosoma), perut (opisthosoma), & ekor
(telson). Di bagian kepala belangkas terdapat 9 mata yang letaknya
terpecar-pencar : 1 di masing-masing sisi kepala, 5 di bagian depan, & 2 di
bagian bawah kepala. Bagian ekor dari belangkas bersifat kaku & mengerucut
di bagian ujungnya, namun bagian pangkalnya bisa digerakkan & sanggup
memberi dorongan kepada belangkas untuk bergerak lebih cepat. Kemampuan dari
ekor belangkas tersebut lantas memunculkan teori yang menyatakan bahwa bila
ekor dari belangkas rusak atau hilang, maka belangkas yang bersangkutan akan
lebih mudah ditangkap oleh pemangsanya.
Jika
tubuh belangkas dibalik, akan terlihat kaki-kaki dari belangkas yang bentuknya
mirip kaki kepiting atau laba-laba.
Total, belangkas memiliki 6 pasang kaki yang memiliki fungsinya masing-masing.
Pasangan kaki pertama berguna untuk memegang makanan & memasukannya ke
mulut. Pasangan kaki kedua digunakan untuk berjalan di dasar laut, sementara 4
pasang sisanya digunakan untuk memberikan daya dorong tambahan saat belangkas
bergerak. Walaupun belangkas bisa berenang & melayang di air dengan memakai
ekor & kaki-kakinya, belangkas lebih banyak bergerak dengan cara berjalan
& merayap di dasar laut.
Belangkas
adalah hewan nokturnal yang berarti mereka aktif beraktivitas pada malam hari,
khususnya pada saat bulan purnama. Selama beraktivitas, belangkas aktif mencari
makanannya yang mencakup hewan-hewan dasar laut seperti cacing laut, kerang, Crustacea,
& bahkan ikan kecil. Untuk menemukan makanannya, belangkas mengandalkan
rambut-rambut kecil di sekitar mulutnya untuk mencium bau dari calon mangsanya.
Karena makanan dari belangkas memiliki perilaku untuk mengubur diri atau
bersembunyi di dalam pasir, belangkas kerap mengais-ngais dasar laut untuk
mendapatkan calon makanannya tersebut.
Saat
musim kawin tiba, sejumlah besar belangkas akan bermigrasi ke pantai berpasir
& perairan dangkal. Pejantan yang tiba lebih dulu di pantai selanjutnya
akan berpatroli & kemudian mencegat betina yang kebetulan melintas di
dekatnya. Tidak jarang seekor betina bisa dicegat & melakukan perkawinan
dengan belasan pejantan sekaligus. Saat melakukan perkawinan, betina akan
menggali lubang pada dasar pantai & memasukkan telur-telurnya ke dalam
lubang tersebut, lalu pejantan mengeluarkan spermanya untuk membuahi
telur-telur yang dikeluarkan oleh betina. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh
betina bisa mencapai 120.000 butir, namun hanya sedikit yang bisa bertahan
hidup hingga dewasa.
Telur-telur
belangkas akan menetas setelah 2 - 5 minggu di mana semakin hangat suhunya,
semakin cepat pula telur-telurnya menetas. Larva belangkas yang baru menetas
bisa tetap berada di dalam pasir selama beberapa minggu berikutnya. Saat pasang
naik tiba, larva akan memasuki fase planktonik di mana larva yang terseret oleh
arus pasang selanjutnya hidup melayang-layang di laut & mengandalkan
cadangan kuning telur sebagai makanannya. Sekitar seminggu kemudian, larva
jatuh ke dasar laut & memasuki fase pertumbuhan berikutnya : fase juvenil.
Belangkas
fase juvenil memiliki bentuk & perilaku yang sangat mirip dengan belangkas
dewasa. Selama fase juvenil, belangkas berkali-kali melakukan pergantian kulit
seiring dengan pertumbuhannya. Setiap kali berganti kulit, ukuran tubuh dari
belangkas bertambah 25 - 30 %. Belangkas termasuk hewan yang lambat bertumbuh
& baru mencapai kematangan seksual pada usia 9 tahun. Usia maksimal dari
belangkas adalah 40 tahun, namun rata-rata belangkas hanya hidup hingga usia 12
tahun. Panjang maksimal dari belangkas - termasuk ekornya - adalah 60 cm di
mana betina berukuran sedikit lebih besar ketimbang pejantan.
3.
Lipan (Scolopendra morsitans)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum
: Arthropoda
Sub phylum : Mandibulata
Classis :
Chilopoda
Ordo :
Chilopodea
Familia
: Scolopendridae
Genus
:
Scolopendra
Species
:
Scolopendra morsitans
(Hegner & Engemann, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan, lipan (Scolopendra morsitans)
memiliki 20 pasang kaki sebagai alat gerak untuk merayap atau berjalan. Badan
lipan terbagi menjadi banyak ruas yang sama. Pada setiap segmen terdapat satu
pasang kaki. Lipan mempunyai bentuk tubuh yang ramping dan memipih
dorsoventral. Pada kepala terlihat adanya antena yang berfungsi sebagai
petunjuk arah jalan atau juga sebagai penanda ransangan yang ada di depannya. Selain
antena pada bagian kepala juga terdapat mandibula dan dua pasang maksila. Pada
segmen pertama batang tubuh terdapat sepasang cakar racun yang berfungsi
sebagai proteksi terhadap serangan musuh.
Alat eksresinya berupa dua buah saluran
malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Alat pencernaan makanannya sudah
sempurna artinya dari mulut sampai anus. Kelaminnya terpisah sehingga terdapat hewan yang jantan dan hewan yang
betina.
4. Kaki
seribu (Julus virgatus)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum :
Arthropoda
Sub
phylum : Uniramia
Classis : Chordota
Sub
class : Myiapoda
Ordo : Diplopoda
Family : Julidae
Genus : Julus
Species : Julus virgatus
(Hegner, 1968)
Berdasarkan hasil pengamatan, kaki seribu (Julus virgatus)
memiliki banyak kaki yang tidak terhitung jumlahnya (tak hingga). Hewan kaki
seribu atau keluwing termasuk dalam kelas Diplopoda. Diplopoda merupakan hewan terrestrial yang bergerak lambat. Biasa disebut dengan
nama cacing kawat. Bertempat tinggal di darat terutama di tempat-tempat yang
lembab, gelap, dibawah batu, dedaunan atau di dalam kayu yang lapuk dan hidup
sebagai binatang pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Luwing memiliki bentuk tubuh yang terdiri atas kepala dan
badan, bentuknya silindris dan beruas-ruas, di setiap ruasnya terdapat satu
sampai dua pasang kaki, tidak memiliki kaki pada pasang segmen ketiga, panjang
tubuh 12 mm. Walaupun demikian jumlah total
kakinya tidak mencapai seribu seperti namanya. Warna tubuhnya coklat
kekuning-kuningan. Bagian kepalanya terdiri atas lima segmen, thorax terdiri
atas empat segmen dan bagian perut dengan 20-100 segmen. Luing memiliki
sepasang antena yang pendek dan dua kelompok mata tunggal yang terdiri dari
sekumpulan oselli pada kepalanya. Tidak memiliki taring dan bernapas dengan
trakea. Di bagian bawah dari ruas yang paling belakang terdapat anus yang
berfungsi sebagai saluran pembuangan air dari metabolisme. Tidak mempunyai
cakar beracun. Alat kelaminnya terpisah.
5. Kecoa
( Periplaneta americana )
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Subphylum : Invertebrata
Class : Insecta
Ordo : Orthopthera
Family :
Orthoptheradeae
Genus :
periplaneta
Spesies :
Periplaneta Americana
(Hegner, 1968)
Berdasarkan hasil
pengamatan, kecoa (Periplaneta
Americana) memiliki 3 pasang
kaki untuk berjalan dan sepasang sayap untuk terbang. Kecoa adalah
serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi
di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan
sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat
tua.
Daur Hidup
Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya
melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium
dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai
yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf
perkembangan.
Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput
keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul
telur atau “Ootheca”. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan
diletakkan pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan
kayu hingga menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi
kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel
pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap
kapsul telur berbeda menurut spesiesnya.
Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi
nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul
telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah
menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar
dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai stadium dewasa. Periplanetta
americana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak
bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana
yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun
betinanya.
Masa inkubasi kapsul telur P.americana rata-rata 32
hari, perkembangan nimfa inkubasi antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa
kemudian berkopulasi dan satu minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang
pertama sehingga daur hidup P americana memerlukan waktu rata-rata 7
bulan.
Kebiasaan Hidup
Kecoa kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian
menyebar ke daerah sub tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya
tinggal didalam rumah-rumah makan segala macam bahan, mengotori makanan
manusia, berbau tidak sedap. Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka
tergolong pelari cepat (“ cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam
hari, metamorfosa tidak lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relatif
sedikit, tetapi adanya kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah
bersangkutan kurang baik.
Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi
menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku
dan mencemari makanan. Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik
karena pernah ditemukan telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang patogen
pada tubuh kecoa.
VI. KESIMPULAN
1.
Ciri-ciri umum dari Arthropoda adalah: mempunyai
appendage yang beruas, tubuh bilateral simetris, tubuh di bungkus oleh zat
chitine, biasanya ruas terdapat pada bagian tubuh yang tidak berchitine, sistem
syaraf tangga tali, dan memiliki haemocoel.
2.
Cambarus viridis
termasuk dalam kelas Crustacea yang tubuhnya terdiri dari bagian chepalothorax
dan abdomen yang memiliki lima pasang kaki perenang, empat pasang kaki jalan
dan sepasang penjepit.
3.
Limulus sp.
merupakan anggota dari kelas arachnida yang memiliki enam pasang kaki dan memiliki
dua pasang mata dan ekor panjang yang disebut telson pada bagian dorsal.
4.
Scolopendra
morsitans termasuk dalam kelas Chilopoda yang memiliki 20 pasang kaki
sebagai alat gerak untuk merayap atau berjalan. Badan lipan terbagi menjadi
banyak ruas yang sama yang setiap ruasnya terdapat satu pasang kaki.
5.
Julus virgatus
merupakan anggota dari kelas diplopoda yang biasanya dikenal dengan kaki seribu
karena memiliki banyak kaki yang berpasangan pada tiap ruas kecuali pada
posterior dan anterior.
6.
Periplaneta
americana merupakan anggota dari kelas insecta dengan bentuk tubuh oval,
pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan
sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang,
dan tiga pasang kaki.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim a.
2014. http://wibowo19.files.wordpress.com/2009/06/udang-2.jpg?w=279&h=300
(diakses 21 April 2014)
Anonim b.
2014. Ventral: http://juancarlothecaterer.com/blog/wp-content/uploads/2013/08/Horshoe-Crab.jpg
dan dorsal: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHg5GxLzNZu4pq1TcYJgA8zY1oQISWduBAPkHKjsVxNMFet5o2x5ft4gmfSPPrCKJMfbpqZNMHm1EQcq8cQ8lVYyIkMWMcZXC0IZY8_DQgKEmFVic29PU7bmJ_uVXpUJYi_vUnPwBjBzng/s320/belangkas+atas+pasir.jpg
(diakses 21 April 2014)
Anonim c.
2014. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif-ByfNmo_wslvwioJPbZuIFrtBf5S-FgR2db2ZMlF5ZTg_Z5pOQ9Ub3TtG1BftC4sSGyJoP0WrtOQS2_NUV229_oBttqN4NL1y1jWPFQZ-3j2060lKgzoAWy7ZnkS5h8lLhuTU-RhRNY/s1600/lipan3.jpg (diakses 21 April 2014)
Anonim d.
2014. https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThcalqhwXxRmgg0uypCgqKBOYwS7xC24ZJZHsvhSeLMG-rMEAvQA
(diakses 21 April 2014)
Anonim e.
2014. Dorsal: http://majalahserangga.files.wordpress.com/2011/07/800px-cockroachcloseup.jpg
dan ventral: http://dc385.4shared.com/doc/ShyQeeRp/preview_html_2884e00e.gif
(diakses 21 April 2014)
Anonim f.
2014. http://republik-tawon.blogspot.com/2012/05/belangkas-si-pari-kepiting.html
(diakses 21 April 2014)
Anonim g.
2014. http://yusufsila-binatang.blogspot.com/2012/04/mengenal-kecoa.html
(diakses 21 April 2014)
Anonim h.
2014. Foto dokumentasi (diambil 17 April 2014)
Halang, B., Mahrudin dan Riefani, M.K.
2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. FKIP UNLAM Banjarmasin.
Hegner, Robert
W. & Engemann, Joseph G. 1968. Invertebrate
Zoology. The Macmillan Company. New York.
Verma, P.S.
2002. A Manual Of Practical Zoology
Invertebrates. S. Chand & Company LTD : New Delhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar