Selasa, 27 Mei 2014

Laporan Praktikum Annelida


PRAKTIKUM IV

Topik               :  Annelida
Tujuan             : Mengamati dan menyebutkan cirri-ciri morfologi dari cacing   
                          tanah
Hari/tanggal    :  Kamis/27 Maret 2014
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin


I.                   ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.      Bak parafin
2.      Baki
3.      Cawan petri
4.      Jarum pentul
5.      Loupe
6.      Kertas
7.      Sterofom
Bahan:
Cacing tanah (Pheretima sp.)

II. CARA KERJA
1.      Meletakkan cacing yang masih hidup pada steroform.
2.      Mengamati morfologi dari cacing tanah.
3.      Menggambar dan memberi keterangan.

III.         TEORI DASAR
Annelida berasal dari bahasa Yunanai yaitu “Annulus” artinya cincin kecil dan “oides” artinya bentuk. Jadi Annelida berarti cacing berbentuk cincin.. Phylum Annelida terdiri atas tiga kelas yaitu kelas Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo di antaranya Polychaeta dan Oligochaeta, kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae. Contohnya adalah Pheretima atau Megascolex.
Tubuh Pheretima atau Megascolex terdiri atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus. Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Pada phylum Annelida ditandai dengan adanya setae.
1. Struktur Tubuh Annelida
Tubuhnya simetri bilateral dan dilapisi oleh kutikula. Ruas tubuhnya tidak hanya berada di bagian luar saja tetapi juga di sebelah dalam. Setiap ruas memiliki alat reproduksi, alat eksresi, otot, dan pembuluh darah. Antara ruas-yang satu dengan yang lain berhubungan, sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang terkordinasi. Segmentasi yang demikian dissebut metameri. Lapisan penyusun tubuh 3 lapis atau triploblastik yaitu terdiri dari endoderma, mesoderma, dan ektoderma. Mesoderma berkembang menjadi semacam kantong yang berisi cairan. Dinding luar kantong ini melekat pada ektodermayang disebut lapisan somatik, sedangkan dinding dalamnyamelekat pada endoderma dan disebut lapisan splanklin

2. Sistem Organ Pada Annelida

a.Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esifagus ( kerongkongan ), tembolok, empela,intestinum ( usus halus )dan anus.
b. Sistem Eksresi
 Alat eksresi Annelida berupa sepasang nefrida yang terdapat pada tiap- tiap segmen, yang disebut sebagai metanefrida. Hewan ini mempunyai sistem peredaran darah tertutup. Pembuluhnya membujur dengan cabang- cabang kapiler kecil yang terdapat pada setiap segmen.
c. Sistem Respirasi
            Alat pernafasannya berupa kulit atau insang.
d. Sistem Reproduksi
 Annelida dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Meskipun Annelida bersifat hermaprodit, tapi untuk terjadinya fertilisasi tetap diperlukan perkawinan antara dua individu cacing. Alat reproduksinya disebut Klitelium

3. Penggolongan Annelida
     Annelida digolongkan dalam tiga kelas , yaitu Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudine.
A. Polychaeta
    Polychaeta berasal dari kata poly yang artinya banyak, dan chaeta berarti rambut. Polychaeta artinya cacing berambut banyak. Semua anggotanya hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina. Tubuhnya memiliki banyak rambut yang tumbuh pada parapodia ( semacam kaki). Pada masing- masing ruas tubuhnya, terdapat sepasang parapodia. Polychaeta mempunyai metamatrei yang sangat baik. Panjang tubuhnya antara 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada bagian anterior tubuh terdapat kepalayang dilengkapi dengan mata,tentakel,serta mulut yang berahang.   Tubuhnya berwarna menarik seperti hijau, merah, merah muda, atau campuran warna lain.
Contoh : Neresis, Arenicola, Spirobranchus giganteus,Progmathopora lapidosa,Eunice viridis ( cacing palolo) dan Lysidice spec ( cacing wawo).

B. Oligochaeta
Oligochaeta  berasal dari kata oligos yang artinya sedikit  dan kata chaeta yang artinya rambut . jadi Olichaeta merupakan cacing yang memiliki sedikit rambut pada ruas – ruas tubuhnya. Diantara ruas- ruas tubuhnya tidak terdapat parapodia. Kepala cacing ini berukuran kecil,tanpa alat peraba/ tentakel dan mata.
Sebagian ruas tubuhnya, yaitu antara segmen ke 32-37 mengalami penebalan yang disebut klitelium yang berfungsi untuk perkembangbiakan seksual. Fertilisasi pada cacing ini terjadi secara internal. Telur yang sudah di buahi  tersimpan dalam kokon yang dihasilkan pada sekresi lendir. Bila telur menetas dari kokon akan keluar cacing- cacing kecil. Cacing ini juga memiliki daya regenerasi yang tinggi.
Pernafasan dilakukan melalui permukaan tubuh. Keluar masuknya gas terjadi secara difusi. Makanan nya berupa zat- zat organik yang diperoleh dari dari sisa- sisa tumbuhan maupun sisa- sisa hewan . cacing ini membantu dalam bidang pertanian karena dapat menggemburkan tanah.
Olygochaeta ada yang hidup di darat dan ada juga yang hidup di air. Contohnya antara lain : Lumbricus trestris ( cacing tanah ), Tubifex sp ( cacing air tawar ) dan Moniligaster hautenii ( cacing raksasa )
B. Hirudine
 Habitat Hirudinae di air tawar, darat dan air laut. Tubuhnya tidak memiliki rambut dan parapodia, bentuk tubuhnya pipih  dan di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap. Contoh Hirudinae yang paling umum yaitu lintah ( Hiruduno medicinalis).

















IV. HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel Pengamatan
No.

Panjang (cm)
Jumlah segmen
1.
Dari prostonium sampai aboral
11 cm
178 segmen
2.
Dari prostonium sampai klitelum
1,7 cm
21 segmen



·         Letak klitelum pada segmen 13-21.
·         Banyaknya segmen pada klitelum 8.
·         Banyaknya segmen dari prostonium sampai awal klitelum 13.
·         Jumlah segmen dari prostonium sampai ujung klitelum 21 segmen.
















B.     Gambar Pengamatan

Cacing Tanah


         Keterangan :
1.       Prostomium
2.       Klitelum
3.       Anus
4.       Segmen
5.       Anterior
6.       Mulut




Dokumentasi pribadi



























Berdasarkan literatur :                                    


        



Sumber : Anonim a. 2014




Sumber : Anonim a. 2014
V. ANALISIS DATA
Cacing tanah (Pheretima sp.)
          Klasifikasi :
          Kingdom           : Animalia.
          Phylum              : Annelida.
          Classis               : Oligochaeta.
          Ordo                  : Oligochaetales.
          Familia              : Pheretimanidae.
          Genus                : Pheretima.
          Spesies              : Pheretima sp.
 ( Sumber : Verma, P.S. 2002 )

   Jumlah segmen pada setiap cacing tanah berbeda-beda sehingga mempengaruhi letak klitelum. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui jumlah segmen dari prostonium sampai aboral adalah 11 cm dengan jumlah segmen 178. Dari prostonium sampai klitelum memiliki panjang 1,7 cm dengan segmen 21. Banyaknya segmen dari prostonium sampai awal klitelum adalah 13 segmen. Klitelum terdapat pada segmen 13-21. Banyaknya segmen pada klitelum adalah 8 segmen. Warna cacing tanah merah kecoklatan.
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium, klitelium yang berfungsi pada waktu akan melakukan perkawinan. Pada segmen terakhir terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Cacing tanah memiliki lima jantung. Cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing tanah terletak di bagian anteri Kepala cacing tanah terletak pada bagian yang paling dekat dengan klitelum. Mereka biasanya bergerak searah bagian kepala menghadap saat berpindah tempat.
Klitelum adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum. Saat keadaan membaik, klitelum akan terbentuk kembali. Klitelum juga bisa menghilang pada usia tua.
Cacing bernapas melalui kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering.
Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di dalam satu individu). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bisa melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa menyatukan organ kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri. Pembuahan terjadi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah klitelum.
Cacing ini hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang mengandung humus.






VI.         KESIMPULAN
1.      Phylum Annelida terdiri atas tiga kelas yaitu kelas Chaetoda yang terdiri atas dua ordo diantaranya Polychaeta dan Oligochaeta, kelas Archiannelida dan kelas Hirudinae.
2.      Cacing tanah termasuk ke dalam kelas Oligochaeta.
3.      Morfologi cacing tanah antara lain kepala, mulut, segmen (yang setiap cacing mempunyai jumlah segmen yang berbeda tergantung umur cacing tersebut), klitelum dan anus. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium, pada segmen terakhir terdapat anus.
4.      Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah.
5.      Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di dalam satu individu) tetapi tidak bisa melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa menyatukan organ kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri.














VII.    DAFTAR PUSTAKA

Anonim b. Dokumentasi pribadi (27 Maret 2014)
Anonim c. 2014. http://laporanleng.blogspot.com/ (diakses 3 April 2014)
Halang, B., Mahrudin dan Riefani, M.K. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. FKIP UNLAM Banjarmasin.
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar